Visa Transit Abu Dhabi Tanpa Naik Etihad!
- Bakuyyyy
- 26 Jan
- 4 menit membaca
Walaupun sama-sama dikenal sebagai kota transit berkat keberadaan dua maskapai besar dunia, pariwisata di Dubai jauh lebih populer dibandingkan Abu Dhabi. Maka dari itu, orang-orang lebih familiar dengan proses pembuatan visa ke Dubai dibandingkan ke Abu Dhabi. Hal ini unik, dikarenakan kendati Dubai dan Abu Dhabi masih masuk ke dalam wilayah negara Uni Emirat Arab, keduanya mempunyai kebijakan visa yang berbeda. Walaupun sebenarnya perbedaan visa ini hanya berlaku pada saat masuk negaranya sahaja. Nanti kalau sudah di dalam UEA sih teman-temankuy bebas pergi ke Dubai atau Abu Dhabi via darat sesukanya.
Pada kesempatan kali ini, Bakuy mau berbagi pengalaman Bakuy dalam membuat visa transit ke Abu Dhabi, ibukota UEA. Kalau Bakuy lihat-lihat sih masih cukup jarang warga negara Indonesia yang berbagi pengalaman mereka membuat visa ke Abu Dhabi. Kalaupun ada, rata-rata mereka naik Etihad sehingga proses pengurusan visanya disponsori oleh maskapai. Padahal pada trip kemarin Bakuy engga naik Etihad sama sekali. Boro-boro naik Etihad. Bakuy bahkan beli tiketnya terpisah-pisah. Jadi beli tiket masuk ke Abu Dhabi sendiri, trus beli tiket keluar dari Abu Dhabi juga sendiri. Jadinya bukan dalam satu pesanan gitu.
Pada saat itu, Bakuy sempat bingung apakah Bakuy layak untuk membuat visa transit? Atau jangan-jangan visa transit cuma boleh kalau naik Etihad saja? Atau apakah visa transit wajib tiketnya dibeli dalam satu pesanan?

Semua itu terjawab di FAQ visa facility yang dijabarkan oleh Etihad di sini. Pada penjelasan tersebut, siapapun berhak untuk membuat visa transit apabila memenuhi dua persyaratan sahaja. Pertama, tidak menetap di UEA selama lebih dari 48 jam. Kedua, bandara masuk dan keluar harus sama. Jadi kalau teman-temankuy masuk lewat Zayed International Airport (AUH), maka keluarnya juga harus lewat Zayed International Airport. Perkara naik maskapai apa itu engga jadi persoalan.
Note : visa masuk ke Dubai dan Abu Dhabi berbeda, dan Bakuy belum ada pengalaman membuat visa masuk ke Dubai. Yang ada pada artikel ini hanya visa transit 48 jam ke Abu Dhabi. Namun, jika visa ini disetujui, teman-temankuy nantinya tetap boleh pergi ke Dubai, asalkan keluar dari UEA-nya nanti tetap lewat bandara yang sama dengan saat masuknya.
Nah, mungkin teman-temankuy bertanya kenapa kok Bakuy memilih visa transit dan bukannya visa turis? Jawabannya sederhana sahaja :
Bakuy cuma sebentar sahaja di Abu Dhabi, engga sampai 48 jam
Harga visa transit cuma AED 55, bandingkan dengan visa turis 30 hari yang mencapai AED 250
Berbekal informasi tersebut, Bakuy pun memulai proses pembuatan visa dengan membuka situs ini. Oh iya dalam proses pembuatan visa UEA ini semuanya full secara daring. Bakuy engga pergi ke VFS maupun kedutaan sama sekali.

Pertanyaan yang diajukan di situs daring sangat sederhana. Diisi sahaja dengan jujur tanpa ada dusta. Beberapa kolom ada yang diminta diisi dalam huruf Arab, tapi tenang sahaja itu akan otomatis terisi pada saat teman-temankuy mengisi kolom yang berhuruf Latin yang ada di sebelahnya. Begitu selesai dilakukan pengisian data, saatnya melakukan pengunggahan dokumen. Sederhana kok, hanya perlu pas foto berlatar belakang putih, pindaian paspor, serta bukti reservasi akomodasi selama di Abu Dhabi, serta tiket masuk dan keluar Abu Dhabi yang sudah dibayar lunas. Jika dokumen semua sudah diunggah, tinggal melakukan pembayaran.
Bakuy kurang tau kenapa, tapi pas Bakuy mau proses pembayaran itu koneksinya putus terus. Pembayaran baru berhasil dilakukan setelah Bakuy pakai VPN. Tapi tentunya VPN yang terjamin yaa (Bakuy ada subscription VPN memang untuk keperluan nonton Netflix atau baca reddit pokoknya situs-situs yang dilarang sama orang-orang suci yang ada di Indonesia). Kalau pembayaran sudah selesai, teman-temankuy akan dapat surel yang menerangkan kalau permohonan pembuatan visa transit sudah sukses dibuat (created). Kalau sudah begini, saatnya menunggu...
Waktu pemrosesannya terbilang sangat cepat sekali. Jauh lebih cepat dibandingkan e-visa Armenia maupun e-visa Bahrain. Untuk kasus Bakuy, Bakuy submit hari Minggu pukul 12.30 siang, tepat satu jam kemudian langsung ada respon dari admin. Ternyata permohonan Bakuy dikembalikan karena diminta melampirkan tiket keluar dari Abu Dhabi yang sudah terkonfirmasi (terbayar lunas). Bakuy agak bingung sih soalnya Bakuy uda ngelampirin semuanya sebelumnya. Tapi daripada ribet lagi, yauda Bakuy remove dulu file yang udah Bakuy unggah, lalu Bakuy unggah ulang lagi. Engga lupa juga Bakuy kasih catatan kalau Bakuy udah submit tiket keluarnya tadi, termasuk nomor kode booking-nya juga serta rutenya ke mana. Intinya kalau secara gamblang sih Bakuy mau bilang, 'woy, gua uda submit dari tadi, lu aja yang ngeceknya kaga bener'.
Setelah Bakuy balas, tepat satu jam kemudian statusnya baru berubah dari created menjadi submitted. Itu artinya permohonan Bakuy sudah dicek kelengkapan dan keabsahannya dan sekarang adalah urusan pihak berwenang Abu Dhabi yang melakukan persetujuan ataupun penolakan. Dan tak sampai 20 menit kemudian, status visa Bakuy pun sudah berubah dari submitted menjadi approved. Horeee!

Kalau sudah dapat notifikasi seperti ini di surel, teman-temankuy sudah tinggal login sahaja ke situs yang tadi untuk mengunduh salinan visa. Sebenernya ini engga perlu juga sih, karena nanti di imigrasi UEA engga akan diminta. Mereka udah tau dari sistemnya mereka, jadi uda engga perlu tuh yang namanya cetak-cetakan.
Oh iya sebagai informasi, Bakuy masuk ke Abu Dhabi naik WizzAir dan keluarnya naik Gulf Air. Keduanya Bakuy pesan terpisah, jadi Bakuy beli tiket WizzAir dulu, habis itu baru beli tiket Gulf Air. Bakuy sama sekali engga naik Etihad.
Gampang, kan? Sekarang transit ke Abu Dhabi engga sesulit dulu!
Comments