Panduan E-Visa Armenia Super Gampang!
- Bakuyyyy
- 19 Apr
- 4 menit membaca
Sebelum membuat artikel pembuatan e-visa, Bakuy selalu bingung apakah sebaiknya dirilis atau tidak. Bukan karena malas atau enggan berbagi, tapi justru karena ragu apakah artikel ini akan bermanfaat atau tidak saking mudahnya proses yang harus dilakukan. Tapi berhubung masih banyak orang Indonesia yang belum terlalu familiar sama pengurusan visa mandiri, dan Bakuy yakin di setiap pengalaman pembuatan visa pasti ada hal-hal unik yang terjadi, maka Bakuy kun memutuskan untuk dirilis sahaja. Toh nanti teman-temankuy yang akan memutuskan sendiri apakah perlu atau tidak. Yang penting di sini Bakuy sudah berbagi pengalaman Bakuy apa adanya.
Sebagai latar belakang, Bakuy berangkat ke Armenia dari Turki pada tanggal 24 November 2024. Dikarenakan kondisi geopolitik di Timur Tengah yang saat itu tidak stabil, Bakuy terpaksa harus merombak rute perjalanan Bakuy, mencari-cari destinasi alternatif, hingga akhirnya Bakuy memutuskan ingin mengunjungi Armenia. Karena kunjungan ke Armenia ini bisa dibilang dadakan, Bakuy pun baru mengurus visa pada tanggal 10 November 2024. Setelah visa Tiongkok, ini adalah visa yang paling mepet yang pernah Bakuy buat.

Untuk proses pembuatan visa Armenia sudah sangat jelas dan mudah. Semuanya dilakukan secara daring tanpa perlu bolak-balik ke kedutaan. Teman-temankuy cukup ikuti sahaja instruksi yang ada di situs resmi ini. Secara garis besar, prosesnya adalah bikin akun, isi formulir data diri, pembayaran, selesai. Jujur Bakuy agak lupa apakah ada proses pengunggahan dokumen atau tidak, tapi seingat Bakuy, prosesnya sangat mudah. Kalaupun ada pengunggahan, paling-paling hanya halaman identitas paspor sahaja.
Setelah melakukan pembayaran visa sebesar USD 6 (murah banget asli!) untuk single entry dengan duration of stay maksimal 21 hari, teman-temankuy hanya cukup menunggu sahaja sampai akhirnya mendapatkan pemberitahuan apakah visa disetujui atau tidak.
Note : mungkin teman-temankuy berpikir kalau e-visa itu hanya formalitas karena pada akhirnya semua permohonan akan disetujui, tapi sebetulnya tidak. Bakuy punya kenalan orang Filipina yang ditolak permohonan e-visa Georgia karena kesalahan penulisan nama. Bakuy sendiri e-visa India-nya pernah ditolak, tapi detil alasan penolakannya akan Bakuy jelaskan pada artikel terpisah. Maka dari itu, tetap isi data diri dengan hati-hati yah!
Empat hari kemudian, yaitu tanggal 14 November 2024, Bakuy pun mendapat notifikasi surel bahwa permohonan e-visa Bakuy sudah disetujui oleh otoritas Armenia. Berbeda dengan entry fee Suriname yang jelas-jelas diminta untuk dicetak, Bakuy tidak diminta untuk mencetak e-visa Armenia ini. Cukup unduh saja di ponsel dan ditunjukkan di kaunter lapor tiket bandara atau jika ditanya petugas imigrasi. Oh iya, tanggal 10 November itu hari Minggu, jadi prosesnya kira-kira membutuhkan sekitar 4 hari kerja.

Nah, lalu apa dong pengalaman yang ingin Bakuy bagikan ke teman-temankuy?
Sebagai seseorang yang memiliki 3 bagian nama (given name, middle name, surname), Bakuy selalu hati-hati setiap hendak memasukkan nama ke aplikasi manapun. Jika pada formulir tersebut ada kolom ketiganya, maka Bakuy akan penggal ketiganya di masing-masing kolom. Misalkan nama Bakuy adalah Bayu Adi Irawan (ini nama asal ngarang yaa), maka given name adalah 'Bayu', middle name adalah 'Adi', dan surname adalah 'Irawan'. Tapi jika hanya diminta given name dan surname, maka Bakuy akan isi 'Bayu Adi' sebagai given name, dan 'Irawan' sebagai surname.
Engga bingung, kan? Ini sebenarnya konsep yang sederhana, tapi bagi banyak orang Indonesia bisa jadi membingungkan karena sebagian masyarakat kita tidak mengenal konsep 'nama keluarga', apalagi 'nama tengah'.
Trus apa kaitannya dengan e-visa Armenia?
Bakuy sempat waswas akan validitas e-visa Bakuy karena pada lembaran e-visa yang Bakuy terima hanya tercantum given name dan surname-nya sahaja. Jadi ibarat dengan contoh nama Bayu Adi Irawan tadi, yang muncul hanya 'Bayu Irawan'. Mestinya ini aman-aman sahaja dalam kasus normal, tapi Bakuy sempat agak panik karena ini terkait imigrasi.
Oleh sebab itu, Bakuy pun mengirim surel ke pihak otoritas Armenia pada tanggal 17 November 2024 untuk mengklarifikasi terkait hal ini, apakah ini memang praktik normal (maksudnya sistem e-visa Armenia memang hanya akan memunculkan namanya seperti itu dan ini tidak akan bermasalah nantinya) atau memang Bakuy yang keliru pada saat pengisian formulir. Sayangnya, respon yang diberikan tidak memuaskan. Bakuy malah diberitahu kalau sistem hanya akan mengisi sesuai data yang dimasukkan pemohon, dan apabila ada kekeliruan ataupun keraguan, Bakuy disarankan untuk melakukan pengajuan kembali.

Bakuy sempat agak bimbang pada saat itu apakah ingin mengajukan lagi atau tidak. Apalagi, Bakuy memang sangat yakin sekali kalau Bakuy memang sudah mengisi formulir dengan benar. Setelah melakukan kontemplasi, akhirnya Bakuy pun memutuskan untuk nekat sahaja dengan asumsi apabila Bakuy melakukan kesalahan pengisian nama, semestinya permohonan Bakuy sudah ditolak sejak awal sebagaimana yang terjadi pada teman Filipina-nya Bakuy (walaupun Georgia dan Armenia adalah negara berbeda, tapi menurut Bakuy mestinya prosesnya tetap sama).
Daaann ternyata semuanya lancar-lancar sahaja teman-temankuy! Baik pihak maskapai maupun petugas imigrasi Armenia sama sekali tidak ada yang mempertanyakan tentang nama. Petugas imigrasi Armenia hanya bertanya berapa lama akan tinggal di Armenia, akan menginap di mana, dan mau ke mana sahaja. Setelah itu, paspor Bakuy pun distempel di halaman paling belakang :") emang ya suka-suka petugas imigrasi sahaja deh!
Sekian pengalaman Bakuy dalam mengurus e-visa Armenia! Apakah teman-temankuy ada yang berminat ke sana?
Komentar