top of page

Iran : Dilema Para Mullah

  • Gambar penulis: Bakuyyyy
    Bakuyyyy
  • 7 Agu 2022
  • 35 menit membaca

Diperbarui: 27 Des 2022

Halo teman-temankuy!


Kali ini Bakuy mau cerita pengalaman Bakuy solotraveling ke Iran. Yes, Republik Islam Iran. Waktu pertama kali Bakuy cerita ke orang-orang kalau Bakuy mau ke Iran, reaksinya selalu sama.


"Ngapain ke Iran? Awas lho, gabisa pulang!"


"Kok jalan-jalannya ke negara konflik sih?"


"Emang di Iran ada apaan, sih?"


Sejarah Iran

Jujur, menurut Bakuy, yang komen-komen kek gini menandakan kalau mereka kurang pengetahuan sejarah dan wawasan global (cielah wkwk). Memang negara Iran masih belum menjadi destinasi primadona pelancong asal Indonesia dan Asia secara umum, tapi bukan berarti negara ini tidak layak untuk dikunjungi. Faktanya, pariwisata Iran termasuk yang sangat berkembang. Negara ini bahkan jadi salah satu destinasi favorit turis-turis Eropa, terutama mereka yang menyenangi wisata sejarah seperti Bakuy.

jalan jalan ke Iran
Suasana sore di Valiasr Street, Tehran


Iran merupakan salah satu wilayah di dunia yang memiliki sejarah dominan terpanjang, sama seperti halnya Mesir, Tiongkok, India, dan Italia. Di Iran terdapat satu peradaban besar yang dibangun oleh bangsa Persia. Orang Persia ini adalah suku bangsa terbesar di Iran hingga saat ini, dan mereka benci sekali kalau disamakan dengan bangsa Arab. Orang Persia bukan orang Arab. Mereka lebih dekat dengan orang-orang Afghanistan dan Asia Tengah (seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan) ketimbang Arab. Jadi plis jangan sekali-sekali bilang kalau mereka orang Arab. Jangan pula bilang kalau teman-temankuy kesulitan membaca tulisan di sana karena tidak bisa berbahasa Arab karena bagi orang Iran, ini sangat tidak masuk akal.


Secara garis besar, sebelum berdirinya Republik Islam Iran yang kita kenal saat ini, terdapat tujuh peradaban Persia yang pernah berdiri : Kekaisaran Achaemenid, Kekaisaran Parthia, Kekaisaran Sassanid, Dinasti Safavid, Dinasti Zand, Dinasti Qajar, dan Dinasti Pahlavi. Kekaisaran Achaemenid bisa dibilang sebagai nenek moyang dari peradaban Persia. Pada era inilah muncul penguasa-penguasa besar seperti Cyrus the Great, Darius, dan Xerxes. Pada era ini pula-lah bangsa Persia bersaing dengan Yunani untuk memperluas wilayah. Jika teman-temankuy pernah menonton film 300, latar waktu yang dipakai adalah pada era kekaisaran ini, meski film tersebut mendapat kritikan pedas atas distorsi sejarah.

mengurus visa Iran
Bandar Udara Internasional Imam Khomeini


Kekaisaran Achaemenid runtuh akibat serangan Alexander the Great dari Yunani, dan seluruh Persia sempat jatuh ke tangan bangsa Yunani di bawah kekaisaran Seleucid. Setelah Seleucid melemah, orang-orang Persia akhirnya dapat memperoleh kemerdekaan mereka kembali dan mendirikan kekaisaran Parthia. Kekaisaran ini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memulihkan wilayah Persia yang direbut Yunani. Mungkin itulah yang membuat mereka tidak bisa konsentrasi pada urusan internal.


Kekaisaran Parthia akhirnya ambruk dikarenakan kekisruhan domestik, ketika Ardashir I membunuh Artabanus IV, Kaisar Parthia yang terakhir. Ardashir I kemudian mendirikan kekaisaran baru bernama Sassanid. Di bawah kekuasaan Sassanid, Persia sekali lagi menjadi kekuatan global yang disegani di Timur Tengah dan Eropa. Sama seperti Parthia, Sassanid juga memiliki musuh bebuyutan - Kekaisaran Romawi dari Italia, yang pada saat itu telah bangkit menggantikan Yunani sebagai kekuatan besar Eropa.

membuat visa Iran
Es krim Persia dengan tiga rasa : stroberi (merah), mangga (oranye), dan saffron (kuning). Waktu beli ini, Bakuy sempat kena rasisme karena diteriakin 'corona' sama salah seorang anak muda.


Kekaisaran Sassanid adalah kekaisaran Persia terakhir yang menganut ajaran Zoroastrianisme. Zoroastrianisme sendiri merupakan agama asli Persia yang dipercaya sudah ada sejak era Achaemenid. Agama ini dipraktikkan secara luas dari Iran hingga Asia Tengah dan Kaukasus. Namun, Kekaisaran Sassanid akhirnya mengalami kemunduran akibat kekisruhan internal. Melemahnya Sassanid pada akhirnya berhasil dimanfaatkan oleh bangsa Arab di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab. Sisa-sisa kekaisaran yang pernah berjaya itu ludes seketika ditaklukkan oleh kaum Muslim, dan secara bertahap masyarakatnya mulai mengganti kepercayaan dari Zoroastrianisme menjadi Islam. Satu hal yang gagal dilakukan oleh bangsa Arab adalah mereka tidak berhasil membuat orang Persia mengganti bahasa mereka menjadi bahasa Arab. Inilah yang membuat identitas bangsa Persia tetap terjaga kokoh hingga hari ini. Bahkan, orang Persia tetap menjaga kalender tradisional mereka yang terpisah dan sama sekali tidak berhubungan dengan kalender Arab.

jalan-jalan ke Iran
Salah satu sudut di reruntuhan situs Persepolis


Penaklukan oleh bangsa Arab membuat orang Persia sekali lagi kehilangan kemerdekaan mereka. Selain itu, Iran juga merasakan perpindahan kekuasaan dari bangsa asing ke bangsa lainnya, sementara mereka hanya mampu melihat tanpa daya. Kekuasaan Arab berlangsung dari Kekhalifahan Rashidun, Umayyad, dan Abbasid. Kemudian, kekuasaan berpindah ke tangan orang Afghanistan di bawah kekaisaran Saffarid, Samanid, dan Ghaznavid. Setelah itu, orang Turki menguasai Persia di bawah kekaisaran Seljuk, dan pasca-keruntuhan Seljuk, Iran terpecah menjadi pemerintahan-pemerintahan kecil yang lemah. Entitas mini ini dengan mudahnya diporakporandakan oleh bangsa Mongol dan menyebabkan kemunduran besar bagi bangsa Persia yang dulunya terpandang.


Iran hanya mampu dipersatukan kembali pada tahun 1501 dengan berdirinya Dinasti Safavid setelah mengalami perpindahan kekuasaan berkali-kali antar-bangsa asing. Ismail I merupakan pendiri dinasti ini yang dianggap oleh orang Iran sebagai titik awal sejarah Iran modern. Kebijakan penting di era Dinasti Safavid yang paling signifikan adalah mengganti mazhab Islam di negaranya dari Sunni menjadi Syiah. Sebagian orang Iran percaya bahwa kebijakan ini bersifat politis karena Dinasti Safavid berupaya untuk membuat garis pembatas yang membedakan bangsa Persia di Iran dengan bangsa-bangsa lainnya, yang sekaligus menjadi justifikasi dari kemerdekaan mereka. Dinasti Safavid mempunyai rival regional - Kekaisaran Ottoman dari Turki, dengan siapa mereka memperebutkan pengaruh atas Kaukasus yang meliputi wilayah Armenia dan Azerbaijan.

backpacking ke Iran
Arsitektur paling ikonik di kota Yazd

Selepas kekuasaan Dinasti Safavid, Iran sempat diperintah oleh satu dinasti yang singkat bernama Afsharid dan Zand. Dinasti Afsharid didirikan oleh Nader Shah, komandan militer yang brilian tahun 1736 dengan ibukota di Mashhad, sementara Dinasti Zand didirikan oleh Karim Khan Zand tahun 1751 dengan ibukota di Shiraz. Dinasti Zand berdiri sebagai hasil dari melemahnya kedaulatan Dinasti Afsharid, di mana wilayah Dinasti Zand umumnya terpusat di Iran selatan dan tengah. Pada era Dinasti Zand, kebudayaan-kebudayaan tradisional era Achaemenid kembali dibangkitkan, dan makam-makam penyair Persia abad pertengahan seperti Hafez dan Saadi Shirazi direnovasi.


Dua dinasti ini digulingkan oleh Dinasti Qajar pada tahun 1794. Dinasti Qajar ternyata lemah. Dalam kurun waktu kekuasaan mereka sejak tahun 1789 hingga 1925, Iran mengalami banyak sekali kerugian teritorial, terutama di wilayah Kaukasus di mana Dagestan, Georgia, Armenia, dan Azerbaijan jatuh ke tangan Rusia. Selain itu, walaupun secara de jure Dinasti Qajar berhasil mempertahankan kedaulatan Iran, tapi secara de facto kebijakan mereka sangat dipengaruhi oleh Kekaisaran Rusia dan Britania Raya. Bahkan, Iran terbagi menjadi dua wilayah pengaruh berdasarkan Konvensi Anglo-Rusia tahun 1907. Dikarenakan tekanan Rusia yang luar biasa kuat, Dinasti Qajar tidak berhasil melakukan reformasi yang berarti. Integritas teritorial Iran bahkan semakin melemah oleh Kekaisaran Ottoman akibat keikutsertaan Iran pada kampanye Perang Dunia I di bawah kepemimpinan Dinasti Qajar, yang tentu saja sangat dipengaruhi Rusia. Dinasti yang loyo ini akhirnya berhasil disingkirkan tahun 1925 dengan keluarga Pahlavi sebagai pemimpin baru.

traveling ke Iran
Masjid Shah di Isfahan yang berukuran raksasa


Dinasti Pahlavi memang lebih kuat dari Dinasti Qajar. Berbeda dengan Qajar, Dinasti Pahlavi berhasil menggalang dukungan negara-negara Barat serta mencanangkan reformasi besar-besaran di Iran. Kebijakan reformis Dinasti Pahlavi membuat perekonomian Iran berkembang pesat. Cita-cita Pahlavi adalah menjadikan sistem perekonomian, masyarakat, serta kebudayaan Iran setara dengan negara-negara Eropa. Namun, tentu saja, untuk memperoleh tujuan ini, mereka harus berhadapan dengan kaum konservatif dan religius yang sebelumnya mendapatkan privilese di era Dinasti Qajar.


Westernisasi besar-besaran yang dilakukan Dinasti Pahlavi atau yang populer dengan sebutan Revolusi Putih (White Revolution) dipandang sebagai sesuatu yang menyesatkan bagi kaum ulama yang sangat berpengaruh di dalam masyarakat Iran yang religius pada saat itu. Di samping itu, kekuasaan Dinasti Pahlavi yang otokratis juga amat dibenci orang Iran. Puncak kebencian rakyat kepada Dinasti Pahlavi adalah ketika pemerintahan Perdana Menteri Mohammad Mosadegh yang dipilih secara demokratis digulingkan paksa oleh Shah (raja). Hal ini dilakukan karena Inggris tidak menyenangi kebijakan Mosaddegh yang hendak menasionalisasi perusahaan Anglo-Iranian Oil Company. Hal ini makin menyurutkan dukungan atas Pahlavi yang hanya dianggap sebagai boneka negara-negara Barat.

travelling ke Iran
Pink Mosque di Shiraz

Popularitas yang rendah dan korupsi besar-besaran di lingkungan istana pada akhirnya memicu revolusi tahun 1979. Jutaan orang turun ke jalan di ibukota Tehran menuntut abdikasi Shah. Revolusi ini di luar Iran kerapkali disebut Revolusi Iran, sedangkan di Iran lebih kerap disebut Revolusi Islam. Gerakan rakyat pada akhirnya berhasil melengserkan Dinasti Pahlavi, mengakhiri 2500 tahun kekuasaan monarki atas Persia, sekaligus awal dari lahirnya Republik Islam di bawah kepemimpinan Ayatollah Rohullah Khomeini.


Sejarah Iran terus berlanjut dan tak pernah berhenti bergejolak. Pada tahun 1980, Iran terlibat perang dengan Irak yang berlangsung hingga delapan tahun lamanya. Iran juga memutuskan hubungan diplomatik dengan negara adidaya Amerika Serikat, memusuhi Israel, serta berhubungan dingin dengan para penguasa Arab di Teluk Persia. Sanksi ekonomi besar-besaran membuat perekonomian Iran luluh lantak dan rakyat menjadi korban. Pada saat ini, para mullah di puncak kepemimpinan Iran mestinya mulai bertanya-tanya apakah fungsi dari sebuah negara yang sebenarnya : mencapai cita-cita ideologis, atau menyejahterakan rakyat.

 plesiran ke Iran
Jus jeruk sebagai sang juruselamat di tengah musim panas Iran

Namun, mereka masih belum bisa memutuskan. Hingga hari ini, para mullah nampaknya masih mengalami dilema.


Pesawat ke Iran


Sebenarnya Bakuy tadinya engga ada rencana ke Iran. Waktu itu, Traveloka lagi ada promo epic sale yang untuk kali pertama setelah pandemi, mengikutsertakan penerbangan rute luar negeri. Ada beberapa pilihan : Jepang, Amerika Serikat, negara-negara ASEAN, dan Turki. Namun, waktu itu yang peraturannya sudah jelas dan konsisten cuma Turki. Maklum, pandemi belum sepenuhnya selesai, jadi masih banyak negara yang hati-hati. Maka dari itu, Bakuy pun issue tiket PP CGK-IST untuk bulan Mei 2022. Opsinya waktu itu ada dua : Turkish Airlines atau Singapore Airlines. Keuntungan Turkish adalah direct flight, jadinya Bakuy gaperlu riweuh harus transit. Tapi, Singapore Airlines punya keuntungan lain yakni 5-stars airline versi Skytrax. Harganya kalau ga salah cuma selisih 100k-200k gitu (Singapore lebih mahal, sudah jelas).

eVisa Iran
Menunggu transit sambil mengamati pesawat di Sabiha Gokcen Airport, Istanbul

Setelah diskusi sama temannya Bakuy yang seminggu sebelumnya ke Turki naik Turkish, Bakuy pun memutuskan untuk memilih Singapore Airlines. Yaaa, sebenernya Bakuy juga lebih suka maskapai-maskapai Asia sih. Pertama, makanannya cocok sama lidah Bakuy. Kedua, hospitality-nya lebih bagus.


Setelah issued tiket PP CGK-SIN-IST, tadinya Bakuy mau eksplor Turki aja. Tapi... kok Bakuy lihat semua orang (waktu itu) pada ke Turki. Mulai dari temen kantornya Bakuy, sampek artis-artis sekelas Anang-Ashanty juga pada ke Turki! Of course Bakuy merasa kecewa dong, karena itu artinya uda banyak yang post tentang Turki. Kalau Bakuy juga ikut-ikutan ke Turki, nanti apa nilai tambahnya dong untuk postingannya Bakuy yekan??


apply visa Iran
Trip overseas pertama setelah 2 tahun

Maka dari itulah, Bakuy memutuskan untuk mulai eksplor destinasi-destinasi lain di luar Turki. Memang banyak yang menarik, misalnya Rumania, Mesir, Armenia, dan negara-negara Afrika Utara (kalau mau ke Afrika Utara, pesawat dari Turki murah-murah). Tapi lagi-lagi, peraturannya waktu itu engga jelas apakah harus karantina atau engga. Kan males yaa kalau harus karantina tuh.

Iran
Sampai hari ini Bakuy ga paham kenapa ada tempat cukur di bandara Tehran

Dan waktu itu, yang peraturannya uda jelas cuman Iran. Wah, Bakuy pun langsung excited banget. Karena memang Iran ini masuk ke dalam wishlist-nya Bakuy juga. Karena tabungan waktu itu masi cetek, Bakuy pun issued dulu tiket berangkatnya naik Pegasus Airlines yang paling murah. Tiket pulang ke Turki-nya nanti, belakangan. Dan ternyata ini keliru.


Karena sanksi Amerika Serikat, transaksi yang melibatkan vendor dari Iran sangat sulit sekali. Kartu kredit maupun debit internasional tidak berlaku di sana, jadi untuk beli tiket maskapai Iran juga susah banget. Harus beli lewat travel agent gitu, dan Bakuy belum nemu yang bagus. Adanya waktu itu cuma Turkish Airlines. Harganya menurut Bakuy mahal banget huhu. Tapi karena tak ada pilihan lain, yauda Bakuy tetep issued aja. Daripada gabisa pulang yekan??

Mata uang Iran
Booth penjualan tiket bus Havaist, salah satunya adalah rute IST-SAW dengan harga TL 65. Tiketnya selain bisa beli daring juga bisa beli tunai di booth ini yang ada di dekat peron keberangkatan bus.


Jadi total tiketnya Bakuy dapet CGK-SIN-IST kena 5.2jt kalo ga salah, trus SAW-IKA 1.6jt, dan SYZ-IST 3.2jt. Untuk yang SYZ (Shiraz) ini sebenernya bisa lebih murah, dapet 2.8jt kalau lewat IFN (Isfahan). Tapi waktu itu Bakuy ga sreg soalnya pesawatnya Boeing MAX yang heboh ituu yang kasusnya Lion Air dan Ethiopian Airlines. Yaaa memang sih, maut itu di tangan Tuhan, tapi sebagaimana bonus tetap di tangan bos, kenyamanan juga tetap ada di tangan sendiri-sendiri. Jadi yauda de, Bakuy prefer bayar mahalan dikit dibanding harus paranoid selama 4 jam penerbangan.


Transportasi Dalam Kota


Selama di Iran, Bakuy mengunjungi empat kota : Tehran, Yazd, Isfahan, dan Shiraz. Untuk Tehran, Bakuy sepenuhnya mengandalkan metro. Untuk Yazd, Bakuy mengandalkan taksi dan kedua kaki. Untuk Isfahan, Bakuy mengandalkan metro. Kemudian, untuk Shiraz, Bakuy mengandalkan taksi.


Sistem metro-nya Tehran sudah lumayan ekstensif dan sangat murah. Seingat Bakuy, 50k rial itu cukup untuk 4-5x trip. Frekuensinya juga sering. Apabila rute yang dituju masih dilayani sama stasiun metro, Bakuy pasti naik metro. Hanya saja, satu hal yang perlu dicatat adalah untuk top up saldo agak ribet. Sebagai turis yang engga punya kartu debit Iran, kita harus datang ke kaunter yang ada petugasnya dan ngasih uang tunai. Di kaunter ini pula kita bisa beli tiket yang bisa di-top up. Masalahnya, ga semua stasiun ada kaunter ini. Jadi Bakuy rekomen kalau teman-temankuy nemu stasiun yang ada petugasnya, langsung top up aja. Daripada nanti kebingungan waktu saldo habis.

jalan jalan di Teheran
Metro Tehran, solusi yang murah dan cepat meski kadang mati lampu dan bau kecut hehe

Note : ada satu cara lagi yang bisa dilakukan di saat emergency, yakni piggy-back haha. Ini seringggg bangetttt dilakukan sama warga lokal berdasarkan pengamatan Bakuy. Bahkan Bakuy juga sempat mempraktekkan karena waktu itu saldo habis dan stasiunnya engga ada kaunter yang ada petugasnya. Jadi yauda Bakuy ikutin aja salah satu penumpang yang tap pakai kartunya dia, trus sebelum pintunya tertutup, kita uda masuk duluan haha. Waktu itu Bakuy deg-degan banget takut ada CCTV! Tapi syukurlah engga apa-apa. Tapi Bakuy cuma ngelakuin itu sekali. Namanya aja emergency. Haha.


Ohiya, sistem metro di Tehran itu kita tap waktu masuk aja. Keluarnya otomatis. Tapi nanti di setiap pintu keluar akan ada semacam mesin merah yang ditempel di dinding gitu. Nah, jangan lupa tap tiket kita di situ. Kalau engga, nanti kita akan dicas pakai tarif termahal.

ibukota Iran
Eskalator menuju stasiun metro

Anyway, tiket metro Tehran ini unik banget. Dia bentuknya bukan kartu, melainkan kayak semacam gantungan kunci gitu. Bakuy juga tadinya bingung cara pakainya. Tapi ternyata kalau uda di-top up, yauda tinggal di-tap aja ke mesinnya nanti pintunya akan terbuka.


Bakuy kurang tau apakah tiket metro Tehran bisa dipakai di Isfahan atau engga. Seinget Bakuy sih, Bakuy pernah coba dan engga bisa. Tapi Bakuy gatau itu engga bisa apakah karena memang ga terintegrasi, atau karena saldonya sudah habis. Yang jelas, Bakuy tinggal ke kaunter tiket aja dan bilang 'ticket' gitu. Bayar 20k rial, nanti si abangnya akan keluar dari kaunter dan nge-tap-in untuk kita. Lagian di Isfahan Bakuy engga banyak naik metro. Cuman dua kali aja waktu mau ke hotel dari terminal dan sebaliknya.


Untuk Yazd, metro belum ada. Jadi satu-satunya transportasi adalah taksi. Tapi Bakuy engga suka naik taksi karena takut ditipu. Jadi Bakuy jalan kaki aja. Di Shiraz sudah ada metro, tapi Bakuy ga nyobain karena uda ada guide yang include mobil. Jadi yauda. Paling pake taksi aja buat ke hotel dari terminal, sama dari hotel ke bandara.

jalan-jalan di Teheran, Iran
Perjalanan naik taksi dari bandara ke hotel di Tehran

Note : jangan kaget kalau lihat taksi di Iran mobilnya bobrok-bobrok. Ini gara-gara sanksi Amerika yang bikin mereka kesulitan mengganti armada maupun suku cadang. Jadinya ya memang standar keselamatannya kurang. Bakuy sempat tuh naik taksi di Yazd yang bagasinya gabisa ditutup haha.


Tapi tapi tapi, sebenernya di Iran itu ada uber lokal yang namanya Snapp. Sayangnya, Bakuy engga bisa pakai. Alasannya? Nyambung ke segmen selanjutnya.


Internet


Seperti yang kita ketahui, Iran adalah salah satu negara yang sensornya ketat. Walaupun Google, WhatsApp, dan Instagram bisa diakses di Iran, tapi layanan seperti YouTube, Wikipedia, dan Facebook tidak. Ada dua cara untuk menghindari sensor ini : pakai SIM card lokal yang dipadukan dengan VPN, atau pakai paket roaming.


Karena tidak yakin Bakuy akan betah tanpa layanan YouTube, dan pertimbangan kalau VPN itu sangat menguras baterai, Bakuy pun memutuskan untuk pakai paket roaming. Sekarang paket roaming murah-murah dan gampang, tidak seperti dulu. Bakuy cuma perlu beli paket di Traveloka, 10GB masa berlaku 10 hari, itu sekitar 450k. Waktu beli tinggal set tanggal aja kapan mau diaktifkan, abis itu udah. Nanti di tanggal itu dia akan aktif sendiri. Kita cuma perlu ensure aja kalau setting hape kita uda enable data roaming.


Tapi ternyata, ini akan berdampak pada transportasi.

Iran aman untuk wanita
Karena pemuda Iran harus wajib militer selama 2 tahun, kita akan sering melihat anak-anak muda dengan seragam begini berkeliaran di kota

Aplikasi Snapp hanya menerima nomor lokal Iran. Jadi Bakuy engga bisa login ke aplikasinya. Inilah yang membuat Bakuy engga bisa pakai Snapp. Memang sih, ada untung-rugi. Tapi kalau boleh saran, mending teman-temankuy beli SIM Card lokal aja demi kepraktisan Snapp. Lagian kan ada VPN. Kalau lagi ga dipake, matiin aja VPN-nya. Instagram tetap nyala, kok.


Transportasi Luar Kota


Untuk transportasi luar kota, Bakuy selalu pakai bus. Ini dikarenakan catatan aviasi Iran yang engga bagus. Jadi, akibat sanksi Amerika Serikat, maskapai-maskapai Iran kesulitan membeli suku cadang. Akhirnya, pesawat-pesawat yang dipakai itu uda pada tua dan sulit diperbaiki, yang tentu saja ujung-ujungnya membahayakan keselamatan. Di Iran, setiap tahun selalu ada kecelakaan pesawat entah itu ringan maupun berat. Jadi, Bakuy sangat menghindari penerbangan domestik.


Kereta api memang sudah tersedia di Iran, tapi reservasinya membingungkan. Bakuy juga belum nemu travel agent yang reliable gitu untuk pesan tiket kereta. Orang-orang pada rekomen untuk lebih baik beli di stasiun langsung daripada beli daring, soalnya seringkali ga dapet padahal uang uda keluar. Yauda de, Bakuy pun skip naik kereta.

eksplor Iran
Suasana di dalam bus VIP rute Tehran-Yazd

Nah untuk tiket bus ini nyaman banget. Bakuy semuanya beli di 1stQuest dan ini travel agent yang sangat terpercaya. Uda gitu bayarnya juga bisa pakai kartu kredit lho! Jadi pemilik si 1stQuest ini orang Iran yang nikah sama orang Inggris. Dia kantornya di London, tapi punya kantor operasional juga di Iran. Nah, kita bayarnya lewat kantor yang di Inggris ini, nanti doi yang nyuruh tim operasionalnya mereka di Iran buat issue tiket. Bakuy uda coba beli produk bus, visa, hotel, dan tur. Semuanya reliable, stafnya juga fast response.

Bus di Iran
Beberapa penyedia layanan bus mengharuskan kita untuk menggunakan boarding pass fisik. Tinggal minta mereka cetak aja di kaunter yang ada di terminal

Note : untuk bus, Bakuy semuanya beli yang VIP. Bakuy engga nyoba yang Classic jadi engga tau isinya kayak gimana. Tapi kalau yang VIP sih nyaman banget. Uda gitu ada yang kursinya sendirian gitu jadi Bakuy gaperlu jejeran sama orang asing. Kurang lebih sama, sih, kayak kelas Super Executive bus-bus malam di Indonesia.


Waktu Bakuy naik Hamsafar, kita gaperlu print tiket. Uda tinggal tunjukin aja tiket PDF yang dikirim sama 1stQuest, dia uda tau. Nah, kalau yang lain itu kadang ada yang masih harus print tiket. Tinggal datangin aja kaunter bus-nya, tunjukin tiket dari 1stQuest, nanti sama si abangnya akan diprint-in.


Mata Uang dan Fasilitas Perbankan


Seperti yang uda Bakuy katakan sebelumnya, kartu kredit maupun kartu debit internasional sama sekali tidak bisa dipakai di Iran. Jadi satu-satunya cara adalah dengan membawa uang tunai. Bakuy sangat menyarankan untuk membawa Euro daripada USD, karena Iran ini hubungannya jelek banget sama Amerika Serikat. Jadi daripada ada masalah, mending bawa aja Euro yang lebih netral. Bakuy bawa Euro doang dan gapernah ada masalah sama sekali dalam hal penukaran.


Bakuy sangat menyarankan untuk membayar semua yang bisa dibayar in advance, entah lewat 1stQuest maupun travel agent lain. Alasannya adalah karena mata uang Iran yang sangat lemah. Bakuy tukar EUR 50 di bandara, dan dapet sekitar 15jt rial. Dan ini dikasih dalam bentuk pecahan 100k sebanyak 10jt, dan 500k sebanyak 5jt. Bayangin deh tuh berapa gepok duit yang Bakuy bawa? Dan coba bayangin lagi, kalau teman-temankuy belum bayar akomodasi yang harganya mungkin sekitar EUR 80 semalam. Berapa gepok duit yang teman-temankuy harus bawa...?

uang rial Iran di Jakarta
Uang pecahan 1 juta rial, simbol kekayaan yang semu

Dari Indonesia, teman-temankuy JANGAN langsung tukar ke rial. Bawalah Euro. Nanti kalau sudah sampai di Iran, barulah tukar Euro ke rial PERLAHAN-LAHAN. Jangan langsung ditukar semuanya, karena mata uang rial ini sangat fluktuatif sekali. Waktu Bakuy datang, 1 EUR sama dengan 265k rial. Beberapa hari kemudian, naik jadi 285k. Dan terakhir Bakuy tukar, itu udah 300k! Jadi, tukarlah perlahan-lahan. Pastikan saja kita memiliki cukup dana terutama saat weekend (di Iran, weekend jatuh di hari Kamis dan Jumat).


Di Iran, walaupun mata uangnya rial, tapi orang-orang menyebutnya 'toman'. Sebenernya simpel aja, sih, misal 100,000 rial itu adalah 10,000 toman. Intinya, toman itu cuman ngilangin satu 0 di belakang. Jadi misal sopir taksi atau pedagang uda setuju 500,000 misalnya, tanyakan dulu itu dalam rial atau toman. Kalau dalam rial, yauda tinggal bayar aja 500k. Tapi kalau ternyata toman, berarti 5,000,000 rial. Jangan sampai tertipu!

metro Teheran
Suasana metro Isfahan yang masih baru

Tapi jujur, tetep aja Bakuy suka bingung dengan uang di Iran. Seringkali mereka cuman bilang 'one thousand', dan biasanya ini maksudnya 1,000,000 rial. Ohiya, Bakuy juga masi belum terbiasa dengan harga jutaan ini haha. Misal, Bakuy makan ayam goreng itu habis 1,1jt rial. Kesannya banyak bangettt, padahal itu cuman sekitaran 80k rupiah haha. Harga es krim 3 scoop + jus jeruk sekitar 500k rial. Kalau makan di hotel -hotel kurang lebih sekitar 2,5-3jt rial. Waktu itu Bakuy untuk kasarannya, inget-inget aja kalau 1jt rial itu 80k. Itu patokan kasarnya Bakuy.


Note : di negara yang hiperinflasi seperti Iran, jangan percaya dengan aplikasi currency converter macam XE Converter karena angkanya engga reliable. Misalnya, waktu itu Bakuy ngitung EUR 50 itu dapet 2,4jt rial. Tapi Bakuy malah dapetnya 15jt rial. Dan karena kebingungan ini, Bakuy jadi keder sendiri. Pokoknya, pegang aja rate yang kita dapet dan gausah deh, intip-intip aplikasi.


Akomodasi


Di Iran, akomodasi tidak bisa dipesan melalui travel agent mainstream seperti Traveloka, Expedia, Airbnb, bookingdotcom, maupun yang lain. Cara pertama adalah dengan memesan langsung lewat situs resmi hotel. Tapi konsekuensinya ya tidak bisa dibayar di muka. Jatuhnya seperti cuma reservasi sahaja lalu bayar waktu check in.


Cara kedua adalah dengan melalui travel agent lokal Iran. Bakuy sih pakai 1stQuest karena mereka bisa bayar di muka. Jadi Bakuy tidak perlu report keluar uang banyak waktu check in di hotel, apalagi mata uang Iran yang nominalnya besar-besar itu.


Di Tehran, Bakuy menginap di Aramis Hotel yang posisinya di Valiasr Street. Valiasr Street ini katanya jalan terpanjang di seantero Timur Tengah. Bakuy gatau benar atau tidaknya, sih, tapi hotel ini posisinya enak karena dekat dengan tempat-tempat makan dan kalau malam juga suka ada semacam pasar tumpah gitu di trotoarnya. Walaupun ramai, tapi masih cukup rapi kok. Uda gitu hotelnya juga dekat dengan Stasiun Meydan-e Valiasr dan Stasiun Meydan-e Jahad, jadi gampang kalau mau ke mana-mana. Ohiya, dari Imam Khomeini International Airport ke hotel ini harganya 3,5jt rial naik taksi. Bakuy pakai taksi yang fixed rate dari bandara.

hotel di Iran
Makan malam kebab di Aramis Hotel

Di Yazd, Bakuy menginap di Dad Hotel. Ini salah satu hotel yang paling terkenal di situ soalnya arsitekturnya bagus banget. Posisinya sih, biasa aja. Ga terlalu strategis seperti Aramis Hotel. Tapi masih bisa kok jalan kaki ke tempat-tempat wisata seperti Museum Zoroastrian dan Kota Tua Yazd. Selain itu, enaknya Dad Hotel adalah ada kamar privat untuk single traveler. Jadi Bakuy tidak perlu membayar untuk standar dua orang seperti hotel-hotel lain. Yaaa walaupun kamarnya memang lebih sempit, sih. Dari terminal bus Yazd, Bakuy naik taksi ke hotel. Harganya 300k rial. Ada kaunter taksinya gitu, jadi bayarnya fix. Bakuy sih menyarankan jangan ngomong ke sopir taksinya langsung karena mereka pasti berusaha naikin harga.

penginapan di Iran
Suasana Dad Hotel kala malam

Note : karena banyaknya turis Eropa yang datang, Iran sudah terbiasa dengan budaya tipping. Sebagai turis Asia yang hampir tidak pernah ngasih tips, ini sempat jadi momen yang canggung. Biasanya Bakuy akan kasih sekitar ekuivalen EUR 2 untuk porter.


Di Isfahan, Bakuy agak berfoya-foya dengan menginap di hotel berbintang namanya Abbasi Hotel. Abbasi Hotel adalah salah satu hotel terbesar dan tertua di Iran. Usianya sudah 300 tahun karena hotel ini dibangun sejak abad ke-18 sebagai tempat peristirahatan para pedagang dari berbagai belahan dunia yang singgah di Isfahan. Hotelnya gede banget asli! Dan karena arsitektur tiap sisinya mirip-mirip, Bakuy sempat nyasar gitu muter-muter di tamannya. Ohiya, kalau mau ke hotel ini dari Stasiun Imam Hussein itu akan ngelewatin jalanan yang adem. Di situ banyak dipakai warga lokal untuk duduk-duduk, olahraga, atau nongki-nongki. Bakuy sih bisa jalan kaki bawa koper di situ. Memang akan diliatin sih selirik dua lirik karena orang Iran engga kayak orang Jepang dan Tiongkok yang uda terbiasa sama pejalan kaki berkoper, tapi ya yauda.


travel agent di Iran
Restoran di Abbasi Hotel saat sarapan

Note : di Isfahan ada dua terminal bus. Bakuy turun di Terminal Kaveh, dan itu uda nyambung sama Kaveh Metro Station tempat Bakuy naik metro. Sistem metro di Isfahan ini masih baru btw, jadi belum semua rute uda beroperasi.


Terakhir di Shiraz, Bakuy menginap di Zandiyeh Hotel. Ini juga hotel berbintang walaupun masih baru. Hotelnya juga engga sebesar Abbasi Hotel. Tapi jujur, Bakuy lebih suka hospitality di Zandiyeh Hotel ini. Stafnya ramah-ramah dan fasilitasnya sebenarnya engga beda jauh sama Abbasi Hotel. Dari terminal bus Shiraz, Bakuy naik taksi ke hotel. Sama kayak Di Yazd, ada kaunternya dan tarifnya 500k rial.


Menara Azadi, Tehran


Destinasi pertama Bakuy di Iran adalah Menara Azadi, karena menara yang sebetulnya engga begitu tinggi ini merupakan simbol identitas kota Tehran yang engga boleh dilewatkan. Sama seperti Monas, menara Azadi ini ada lift-nya yang akan membawa kita menuju puncak (walopun lift-nya rada-rada ngeri sih soalnya pintunya lama banget buka-tutupnya, trus uda gitu sepi jadi agak creepy).


Islam Syiah
Menara Azadi di Tehran

Di dalam Menara Azadi juga ada museumnya, meskipun kurang menarik. Museum pertama adalah museum permanen, yang isinya barang-barang antik zaman dulu seperti kamera, roll film, gramofon, pokoknya barang-barang sipil gitu deh. Agak membosankan. Museum kedua adalah museum meteorit. Kalo ga salah ini museum non-permanen, jadi gaboleh ambil gambar. Isinya batu-batu meteor yang ditemukan di Iran. Ada banyak banget, tapi paling banyak ditemukan di kota Kerman. Mungkin penikmat astronomi bakal suka ya, tapi kalau Bakuy sih kurang. Jadi cuman selewat lalu aja gitu.


Iran aman
Pemandangan kota Tehran dari puncak Menara Azadi

Untuk sampai ke museum ini, teman-temankuy cukup turun di Stasiun Meydan-e Azadi. Dari situ tinggal jalan kaki aja ke menaranya. Menaranya ada di semacam lapangan yang bentuknya melingkar, dan untuk sampai ke sana kita harus menyeberang jalan yang ramai. Kalau engga berani, ikutin aja warga lokal yang nyeberang. Soalnya memang orang-orang Asia Barat tu kalau nyetir edan-edan (Indonesia juga edan si, tapi Iran ni selevel lebih edan gitu menurut Bakuy). Tiket masuknya kalau ga salah 1,5jt rial.


Golestan Palace, Tehran


Istana Golestan adalah tempat tinggal keluarga Dinasti Qajar yang pernah berkuasa di Persia. Sepengetahuan Bakuy, istana ini merupakan cikal bakal dari kelahiran Tehran sebagai ibukota Iran, dan sudah dibangun bahkan sejak dinasti Zand dan Safavid. Selain bangunan istana yang megah, istana ini juga menyimpan banyak koleksi kerajinan tradisional Persia serta hadiah-hadiah dari para penguasa Eropa di abad ke-18 dan 19.


membuat visa Iran
Kompleks Istana Golestan

Sebagian besar bangunan istana sebetulnya sudah dirobohkan di awal abad ke-20 atas perintah dinasti Pahlavi dengan tujuan modernisasi. Meski demikian, nilai istana ini secara spiritual masih begitu signifikan bagi masyarakat Iran. Hal ini terbukti dari keputusan Dinasti Pahlavi untuk tetap mempertahankan bagian-bagian terpenting istana ini, termasuk menggunakannya untuk upacara pelantikan shah, meskipun mereka telah memiliki istana yang lebih baru di Niavaran.


mengurus visa Iran
Interior dalam Istana Golestan yang memukau

Istana Golestan yang sekarang merupakan hasil dari renovasi berkelanjutan selama 400 tahun. Pada tahun 2013, UNESCO menetapkan istana ini sebagai salah satu situs warisan dunia.


membuat eVisa Iran
Ruang tahta Istana Golestan

Untuk mencapai istana ini, teman-temankuy hanya perlu naik metro dan turun di Stasiun Panzdah-e Khordad. Daro sana, teman-temankuy hanya tinggal jalan kaki ke istana ini mengikuti Google Maps. Untuk tiket masuk, karena istana ini merupakan kompleks, jadi tiap-tiap istana ada biayanya, tapi kita engga diwajibkan untuk bayar semua. Jadi nanti waktu teman-temankuy datang ke pintu masuk kompleks, akan ditanya mau masuk ke mana aja. Di situ ada daftarnya termasuk harga-harga tiap istana. Nanti tinggal pilih dan bayar. Ada fix charge nya 1jt rial. Kalau teman-temankuy pernah ke Peterhof Palace di Rusia, kurang lebih seperti itu peraturan tiketnya.


Former US Embassy in Tehran


Ini termasuk destinasi yang jarang didatangi turis. Alasannya sederhana, yaitu karena mereka juga tidak tahu kalau tempat ini adalah tempat wisata haha. Sudah bukan rahasia umum kalau hubungan Iran dan Amerika Serikat sangatlah tidak bersahabat. Amerika menuding Iran sebagai negara sponsor terorisme, sementara Iran balas menuding Amerika-lah yang mendanai berbagai organisasi teroris dan kudeta di seluruh dunia.


visa Iran untuk WNI
Tampak depan bekas Kedutaan Amerika Serikat di Tehran

Sebenarnya, Amerika Serikat dan Iran pernah mempunyai hubungan yang harmonis di masa lalu, yaitu ketika shah Iran masih berkuasa. Pada masa itu, Iran merupakan salah satu sekutu terdekat Amerika di Asia Barat. Sayangnya, hubungan harmonis itu akhirnya harus kandas akibat Revolusi Islam tahun 1979 yang berhasil menggulingkan monarki.


jalan jalan di Iran
Bendera Amerika Serikat yang sengaja dipasang rendah, terbalik, dan dibuat compang-camping

Penyebab Revolusi Islam sebetulnya sangat kompleks, tapi yang paling vital adalah kudeta tahun 1953 atas pemerintahan Perdana Menteri Mohammad Mussadegh - satu-satunya pemerintahan yang dipilih secara demokratis dalam sejarah Iran. Waktu itu, Mussadegh berencana menasionalisasi Anglo-Iranian Oil Company. Rencana ini tak disukai Inggris, yang kemudian berkomplot dengan Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintahan Mussadegh dan mengembalikan kekuasaan absolut pada keluarga Pahlavi yang pro-Barat. Rakyat makin kecewa lagi melihat Shah yang begitu pro-Barat hingga membuatnya terkesan seperti boneka imperialisme.


trip ke Iran
Ruang kerja Duta Besar Amerika Serikat. Bendera ISIS dipasang sebagai bentuk sindiran Iran terhadap Amerika

Keluarga Pahlavi makin kehilangan popularitas ketika mereka mencanangkan Revolusi Putih yang bertujuan memodernisasi masyarakat, kebudayaan, dan perekonomian Iran. Kebijakan ini mendapat perlawanan dari kubu alim ulama yang sangat tak disukai monarki tapi mendapat dukungan di kalangan rakyat Iran yang waktu itu masih konservatif dan religius. Hal ini akhirnya berujung pada revolusi tahun 1979 yang menumbangkan Dinasti Pahlavi dari kekuasaan. Persia akhirnya mendirikan sebuah republik setelah 2500 tahun dikuasai monarki. Setelah monarki runtuh, Ayatollah Rohullah Khomeini diangkat sebagai pemimpin spiritual sekaligus pemimpin tertinggi Iran. Kekuasaan Khomeini begitu besar dan tak terbatas karena ia dianggap perwakilan Tuhan di bumi.


Iranian visa for Indonesian citizens
Ruang rahasia kedap suara di dalam gedung kedutaan

Nah, kembali lagi ke hubungan Iran-Amerika, rakyat Iran marah saat pemerintah Amerika Serikat memberikan status pengungsi pada Shah Mohammad Reza Pahlavi dengan alasan kesehatan. Rakyat Iran menuntut agar shah dipulangkan ke Iran dan diadili (atau lebih tepatnya dieksekusi) atas kekejamannya saat masih berkuasa. Namun, pemerintah Amerika menolak. Akhirnya, kedutaan Amerika di Tehran pun diserang oleh massa. Peristiwa ini pun berujung pada Krisis Sandera Iran, di mana staf-staf kedutaan Amerika ditawan oleh massa yang didukung Khomeini. Amerika Serikat mengupayakan misi penyelamatan, tapi gagal.


harga tiket ke Iran
Dokumen-dokumen diplomatik rahasia yang sempat dimusnahkan staf kedutaan namun berhasil direkonstruksi oleh Pemerintah Iran

Kebuntuan akhirnya berakhir tahun 1981 melalui Algiers Accord, di mana Iran dan Amerika Serikat sama-sama mengakhiri hubungan diplomatik hingga hari ini. Di Iran, peristiwa ini semakin memperkuat posisi Khomeini sebagai pemimpin pasca-revolusi, sementara di Amerika Serikat, Presiden Jimmy Carter kalah telak pada pemilu 1981 dari Ronald Reagan.


tips traveling ke Iran
Mesin-mesin di dalam kedutaan yang dipercaya digunakan untuk spionase

Isi bekas kantor kedutaan yang kini dijadikan museum ini antara lain propaganda-propaganda Iran yang anti-Amerika dan Arab Saudi. Di samping itu, juga ada ruangan-ruangan serta dokumen-dokumen intelijen dan kabel diplomatik yang berhasil dipecahkan dan sengaja dipertunjukan oleh Iran sebagai bukti spionase yang dilakukan Amerika Serikat.


tips jalan jalan di Iran
Propaganda Pemerintah Iran tersebar di berbagai sudut kota Tehran

Untuk sampai ke museum ini, teman-temankuy hanya perlu turun di Stasiun Taleghani dan itu sudah pas di depan museum. Tiket masuknya 3juta rial.


Tabiat Bridge, Tehran


Sebenernya Bakuy engga ada rencana ke jembatan ini. Tadinya Bakuy cuma mau ke Museum of the Islamic Revolution and the Holy Defense yang posisinya ga jauh dari jembatan ini, tapi ternyata tutup. Jadi, di Iran dan mayoritas negara-negara dunia, ada hari libur yang ditetapkan pemerintah karena polusi. Jadi kalau tingkat polusi di satu negara sudah dianggap mengkhawatirkan, pemerintah akan menetaokan hari tersebut sebagai hari libur, dan tempat-tempat wisata harus tutup.


itinerary Iran
Pemandangan dari atas Tabiat Bridge

Bakuy waktu itu engga tau soalnya pengumumannya lewat televisi dan itu pasti dalam bahasa Farsi (lagian ngapain coba nonton berita yang bahasanya aja kita ga ngerti yekan). Maka dari itu, Bakuy pun tak punya pilihan lain selain ke Tabiat Bridge. Sebenernya ini jembatan biasa yang membelah jalan tol gitu. Gaada yang istimewa, sih. Paling cuman karena jembatannya tinggi gitu trus memang banyak cabang-cabangnya bagi yang suka liat ketinggian. Bakuy sih agak takut ketinggian jadi ga terlalu menikmati.


tips backpacking ke Iran
Rute hiking menuju Tabiat Bridge

Untuk mencapai jembatan ini, kita harus sedikit trekking di bukit. Engga melelahkan, kok. Dan ramai juga sering dipake anak-anak muda pacaran. Kurang ada yang berkesan, sih. Tapi kata temen Bakuy yang orang Iran, jembatan ini tu bagusnya kalau malam.


Niavaran Palace, Tehran


Cikal bakal Istana Niavaran dibangun di abad ke-18 sebagai tempat tinggal musim panas Fath-Ali Shah dari Dinasti Qajar. Mereka lalu membangun dua struktur lagi, yaitu Istana Saheb Qarani dan Istana Ahmad Shah Qajar.


solotraveling ke Iran
Interior istana utama Niavaran

Pada masa pemerintahan Dinasti Pahlavi, kompleks ini direnovasi besar-besaran dan diperluas juga. Soalnya selain difungsikan sebagai kediaman resmi keluarga kekaisaran, istana ini juga akan dipakai sebagai tempat perjamuan untuk tamu-tamu negara. Perjamuan Tahun Baru 1977 yang kontroversial juga dilakukan di kompleks istana ini, di mana Shah Mohammad Reza Pahlavi menjamu Presiden Jimmy Carter dengan caviar serta makanan mewah lainnya. Peristiwa kecil ini juga menyulut kemarahan rakyat yang berujung pada Revolusi Islam 1979.


solotraveling di Iran
Perabotan mewah di dalam salah satu istana di kompleks Niavaran

Setelah keluarga kekaisaran meninggalkan Iran tahun 1979, mereka benar-benar meninggalkan segalanya di istana ini. Mulai dari furnitur, hadiah, hingga barang-barang yang paling pribadi seperti pakaian, segalanya masih disimpan di istana ini karena keluarga Pahlavi sangat terburu-buru menyelamatkan diri. Setelah itu, sebagian istana termasuk Istana Saheb Qarani dihancurkan. Adapun struktur yang berdiri sekarang yang disebut Saheb Qarani hanyalah tiruan yang didirikan di sebelah utara dari lokasi aslinya. Selebihnya tetap dilestarikan dan dialihfungsikan sebagai museum yang mempertunjukkan hadiah-hadiah dari para pemimpin negara asing pada keluarga kekaisaran.


jalan jalan sendiri di Iran
Ruangan pribadi permaisuri

Untuk sampai ke istana ini, jalan terbaik adalah dengan naik taksi. Sayangnya, Bakuy enggan naik taksi karena takut dibohongi. Jadi Bakuy memilih untuk turun di Stasiun Aghdasieh, lalu jalan kaki 3 kilo ke Niavaran haha. Baliknya pun Bakuy bela-belain jalan kaki lagi 3 kilo hoho. Untuk tiket masuknya gratis.


Saadabad Complex, Tehran


Sama seperti Golestan dan Niavaran, Saadabad ini adalah kompleks istana tapi lebih kuno daripada Golestan dan - apalagi - Niavaran. Selain istana, Saadabad ini juga mencakup hutan, galeri, serta mansion yang dibangun di era Qajar dan Pahlavi. Walaupun paling kuno, tapi menurut Bakuy istana ini paling luas. Kalau ga salah luasnya sekitar 300 hektar. Waktu Presiden Jimmy Carter berkunjung ke Iran, dia juga nginepnya di istana ini.


jalan-jalan sendirian di Iran
Salah satu sudut paling estetik di istana utama

Tadinya istana ini ditujukan sebagai kediaman resmi keluarga Dinasti Qajar. Tapi berhubung Dinasti Qajar keburu ambruk, jadi yang paling banyak menggunakan istana ini adalah Dinasti Pahlavi. Dinasti Pahlavi juga menambah menambah lebih banyak vila serta mansion di tengah hutan pinus dan cedar yang rimbun. Saking luasnya, di sini disediakan semacam kendaraan untuk mengangkut turis berkeliling.


Google di Iran
Patung ikonik kompleks Saadabad

Setelah Revolusi Islam, sebagian besar istana dialihfungsikan menjadi museum sementara sebagian lagi dipakai sebagai kantor presiden.


Instagram di Iran
Salah satu sudut di istana utama

Sama seperti Niavaran, cara terbaik ke istana ini adalah dengan menggunakan taksi. Tapi lagi-lagi Bakuy enggan naik taksi, jadi Bakuy naik metro dan turun di Stasiun Tajrish, abis itu Bakuy jalan kaki PP 2 kilo. Dan ajaibnya, Bakuy melakukan ini di hari yang sama dengan Bakuy mengunjungi Niavaran hoho. Jadi dalam satu hari, Bakuy uda jalan kaki 10 kilo belum termasuk keliling-keliling muterin istana yang luas luar biasa dan berdiri di sepanjang perjalanan naik metro. Tiket masuknya Bakuy agak lupa, tapi sepertinya sih gratis.


Zoroastrians History and Culture Museum, Yazd


Setelah dari Tehran, Bakuy pun bertolak ke Yazd. Yazd merupakan kota padang pasir yang terletak di Iran tengah. Karena posisinya yang terisolir, kota ini jarang tersentuh oleh peperangan yang terjadi di Iran, sehingga kebudayaan di kota ini dapat dipertahankan dengan lebih baik.


YouTube di Iran
Persembahan dalam peribadatan kaum Zoroastrian

Dibandingkan kota-kota lain di Iran, Yazd memiliki ikatan sejarah yang lebih kuat dengan Zoroastrianisme. Apa itu Zoroastrianisme? Zoroastrianisme merupakan salah satu agama tertua di dunia yang masih dipraktikkan hingga sekarang. Agama ini bahkan dipercaya sudah ada sejak era Kekaisaran Achaemenid, dan baru mengalami kemunduran ketika kaum Arab-Muslim menaklukkan Persia. Tuhan mereka bernama Ahura Mazda, nabi mereka bernama Zoroaster, dan saat beribadah, umat agama ini akan berdoa menghadap api yang merupakan simbol dari kehidupan, kebenaran, kebajikan, serta kekuatan. Itulah alasan mengapa kuil mereka disebut dengan nama Kuil Api.


Kuil Zoroastrianisme
Zoroastrian Fire Temple of Yazd

Meskipun agama ini dipercaya sudah ada sejak era Kekaisaran Achaemenid, Zoroastrianisme sebagai sebuah agama yang terorganisir baru menjadi agama resmi di era Kekaisaran Sassanid. Akar agama ini adalah seorang Persia bernama Zoroaster di abad ke-6 SM yang mereformasi kepercayaan politeisme yang sudah ada sebelumnya di tanah Persia.


Ahura Mazda
Api, simbol yang sakral dalam kepercayaan Zoroastrianisme

Saat Alexander Agung menghancurkan Persepolis, banyak sekali kitab-kitab sakral Zoroastrianisme yang dipercaya ikut dibakar. Agama ini sempat berkembang kembali di era Kekaisaran Sassanid, di mana mereka mendirikan kuil api di hampir setiap wilayah yang mereka taklukkan di Kaukasus. Bahkan hingga hari ini, simbol api melekat begitu kuat dengan identitas masyarakat Azerbaijan. Mereka menggunakan simbol api pada bendera mereka, serta kata 'azer' sendiri berarti 'api'.


agama di Iran
Zoroaster, nabi dalam agama Zoroastrianisme

Pasca-serangan Arab-Muslim atas Persia di abad ke-7 M, Zoroastrianisme perlahan mengalami kemunduran dalam rentang waktu 16 tahun. Orang Arab menerapkan peraturan perpajakan yang diskriminatif serta hukum-hukum lain yang menekankan inferioritas non-Muslim. Kemudian, kaum minoritas ini mendapat berbagai perlakuan diskriminatif oleh berbagai kekuatan yang silih berganti menguasai Persia, tapi pada akhirnya mereka mampu bertahan dalam bentuk komunitas-komunitas kecil sampai dengan hari ini.


jalan jalan di Yazd
Simbol di atas pintu masuk merupakan Ahura Mazda, Tuhan dalam agama Zoroastrianisme

Engga jauh dari museum ini, terdapat juga Zoroastrian Fire Temple of Yazd yang masih difungsikan sebagai tempat peribadatan hingga hari ini. Museum ini pun dulunya adalah sekolah untuk komunitas Zoroastrian, tapi karena semakin lama jumlah mereka semakin sedikit, maka sudah tidak lagi dipakai. Untuk transportasi, karena di Yazd belum ada metro, pilihannya cuma naik taksi atau jalan kaki. Bakuy sih pilih jalan kaki karena engga jauh juga dari Dad Hotel tempat Bakuy menginap. Tiket masuknya masing-masing 1jt rial untuk museum dan kuil.


Old City of Yazd


Yazd, sama dengan kota-kota lain di Iran, memiliki sejarah yang sangat kaya dan unik. Salah satu keunikan Yazd yang tak dimiliki kota-kota lain di Iran adalah arsitektur kotanya. Karena terletak di tengah gurun, kota Yazd selama berabad-abad telah mengembangkan sistem tata kota serta irigasi yang mendukung lingkungan mereka. Kota ini disebut sebagai "City of Wind Catchers" karena dulunya teknologi yang dikembangkan di kota ini menggunakan tenaga angin yang memang sangat berlimpah di gurun.


Kota Tua Yazd
Bakuy tersesat dan kebingungan di Kota Tua Yazd

Saat berkunjung ke Yazd, akan langsung terasa perbedaan iklim kota ini dengan kota-kota besar lain terutama Tehran dan Isfahan. Yazd betul-betul kering. Jalan-jalan ke Yazd seperti bukan sedang di Iran, tapi malah terasa seperti di negara-negara Arab. Anginnya juga kencang. Hanya dalam sehari, Bakuy langsung mengerti kenapa kota ini dinamakan demikian.


Old City of Yazd
Amir Chakhmaq Complex

Yang lebih menyenangkan lagi adalah, karena posisinya yang ada di tengah gurun yang terisolir, kota Yazd tidak mengalami kerusakan sebagaimana kota-kota lain di Iran akibat invasi bangsa asing, terutama Mongol. Sehingga keindahan arsitektur kota ini tetap terjaga hingga hari ini. Walaupun yaa, harus diakui memang panas sih. Bakuy juga harus sering-sering pakai lip balm supaya bibir engga pecah-pecah. Tapi berkeliling kota tua Yazd merupakan pengalaman tersendiri yang membuat kita seperti terlempar ke dalam setting film Prince of Persia - penuh dengan labirin yang bisa membuat siapapun tersesat seandainya tidak ada GoogleMaps!


jalan-jalan ke Yazd
Sudut labirin di Kota Tua Yazd

Oh iya, walaupun kota ini sudah memiliki perisai alami berupa dataran gurun yang kering, tapi bukan berarti orang-orang Yazd lengah akan pentingnya pertahanan kota. Tata kota Yazd yang berlorong-lorong dan berlabirin ini selain untuk estetika, ternyata juga memiliki tujuan militer. Mereka sengaja menyusun kota mereka sedemikian rupa agar kota ini sulit ditaklukkan, supaya musuh kebingungan sendiri dan kesulitan mencari pusat kota sembari tentara mereka menyusun siasat.


kota tua Yazd
Kota Tua Yazd

Di dalam kompleks kota tua ini terdapat banyak sekali tempat-tempat yang wajib dikunjungi seperti Amir Chakhmaq Complex (ini dulunya masjid, tapi sekarang cuma jadi tempat wisata aja), Museum Air (menyimpan koleksi terkait teknologi pengelolaan air kota), Masjid Jameh, Taman Dowlat Abad, Alexander's Prison, Lariha House Museum, Sayyed Rokn Addin Mausoleum, Yazd Khan Bazaar, dan masih banyak lagi.


transportasi di Yazd
Rehat sejenak di Lariha House

Dari Dad Hotel, untuk ke kota tua Yazd sebenernya ga jauh, cuma sekitar 1.5 km kalau kita ngukur ke Amir Chakhmaq. Cuman karena terik banget, dan orang Indonesia pada dasarnya malas jalan kaki, jadi terasa jauh. Tapi Bakuy sih jalan kaki aja ya. Lagian kota ini tuh cantik banget. Jadi selalu aja ada tempat yang bagus untuk difoto.


biaya hidup di Iran
Saat Square

Tapi kalau teman-temankuy mau, sebenernya banyak penginapan di dalam kota tua. Harganya juga bisa jadi lebih murah daripada Dad Hotel, dan gaperlu jalan kaki jauh-jauh juga kan jadinya. Paling perlu jalan pas mau ke Museum Zoroastrian sama ke Kuil Api aja. Cuman teman-temankuy butuh memastikan aksesibilitasnya dulu. Karena seperti yang Bakuy ceritain sebelumnya, kota tua ini berlabirin-labirin. Ada labirin yang cukup gede jadinya mobil bisa masuk, tapi ada juga labirin yang sempit. Seinget Bakuy sih, mayoritas penginapan ada di jalan yang gede ya, cuman pastikan aja lagi.


syarat visa Iran
Tersesat (lagi)

Note : Bakuy sempat ada kena scam di sini dua kali (which is semua scam yang Bakuy alami secara keseluruhan di Iran) . Pertama yaitu pas Bakuy beli jus dua gelas dan dicas 1juta rial. Untungnya ga gila-gilaan sih, karena 1juta rial itu kan 80k rupiah ya. Trus kedua adalah waktu naik taksi dari hotel ke terminal. Harusnya cuma 300k rial, dia cas 500k. Yauda Bakuy tawar aja jadi 400k, dan untungnya dia oke oke aja. Sebenernya scam yang ada di Iran ini masih wajar, sih. Kerugiannya juga ga kelewatan kayak scam-scam yang ada di Vietnam dan Jordania. Tapi tetep aja, yang sakit itu hati. For Bakuy, the amount of the scam is number 2. The worst thing is that when you know that someone took advantage of your innocense and trick you. That hurts!


langkah-langkah visa Iran
Benteng terluar Kota Tua Yazd

Note : untuk masuk kota tua tidak dikenakan biaya, tapi untuk tiap-tiap situs sejarah dikenakan biaya masuk yang rata-rata harganya 1juta rial. Misalnya, Lariha House itu harga tiket masuknya 1juta rial.


Si O Se Pol Bridge, Isfahan


Setelah dua hari di Yazd, saatnya bertolak ke kota selanjutnya : Isfahan. Isfahan juga termasuk salah satu kota yang wajib didatangi kalau ke Iran karena kota ini merupakan kota terbesar kedua yang kaya akan sejarah. Dulunya, waktu Jalur Sutera masih ramai, kota ini merupakan tempat persinggahan para saudagar mulai dari ujung Eropa di Portugal sampai ujung Tiongkok di Guangdong. Hal itu membuat kota Isfahan menjadi semacam kota internasional. Inilah yang membuat orang-orang Iran menyebut Isfahan sebagai Nesf-e Jahan (Half of the World) karena banyaknya kebudayaan yang datang ke kota ini di masa lampau.


how to apply for Iranian e-Visa
Jembatan Si-O-Se-Pol yang kering karena kemarau

Salah satu warisan sejarah yang ga boleh dilewatin di Isfahan yaitu Jembatan Si O Se Pol, yang dalam bahasa Persia artinya 'jembatan tiga puluh tiga'. Sebetulnya nama jembatan ini adalah Allahverdi Khan Bridge, dan nama ini diambil dari nama seorang komandan militer Kekaisaran Persia yang keturunan Georgia. Allahverdi Khan inilah yang mengawasi pembangunan jembatan tersebut selama rentang waktu tahun 1599 sampai 1602. Tapi, karena nama itu susah dihafal, orang-orang lebih suka menyebut Si-O-Se-Pol, merujuk pada rangkaian 33 gerbang air yang membentuk jembatan ini.


Iranian electronic visa
Tampak di atas jembatan

Jembatan Si-O-Se-Pol terbentuk sepenuhnya dari batu. Konstruksi yang ada sekarang masih sama seperti sejak jembatan ini pertama dibangun pada abad ke-16, meski tentu saja dengan beberapa renovasi minor. Oh iya, tujuan dibangunnya jembatan ini adalah untuk menghubungkan kawasan elite Isfahan dengan Distrik New Julfa yang merupakan distrik warga keturunan Armenia. Adapun distrik New Julfa sangatlah vital bagi Isfahan sebab warga Armenia terkenal sebagai pedagang yang cakap.


jalan jalan di Isfahan
Sisi lain jembatan yang (tetap saja) kering

Waktu datang ke Si-O-Se-Pol, Bakuy uda berharap banyak banget karena jembatan ini memang sepopuler itu. Semua orang yang ke Isfahan ga mungkin melewatkan jembatan ini dari daftar kunjungan mereka. Bahkan, karena jaraknya deket banget sama Abbasi Hotel tempat Bakuy menginap, Bakuy uda berencana untuk jalan-jalan ke jembatan ini dua kali - waktu siang dan waktu malam. Demi memastikan Bakuy bisa menikmati jembatan ini bersama gemerlap cahaya lampu malam hari.


jalan jalan ke Isfahan
Ekspresi kecewa luar biasa

Sayangnya teman-temankuy, airnya kering huhu. Ternyata waktu itu Iran lagi dilanda kekeringan jadinya gaada air sama sekali di sana. Jembatan yang harusnya cantik banget dengan air mancur yang menari serta pantulan lampu kelap-kelip kota, malah jadi seperti struktur berlebihan yang membelah parit kosong huhu. Ya udah deh, Bakuy yang kecewa ini tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin bukan rejekinya Bakuy aja. Siapa tau kali lain Bakuy emang ditakdirkan ke Isfahan lagi kan? Siapa tahuuu hoho.


Vank Cathedral, Isfahan


Iran merupakan negara besar. Sebagaimana negara besar lainnya, tentu negara ini tidak terlepas dari adanya keberagaman etnis, budaya, dan agama. Mayoritas masyarakat Iran memang beretnis Persia dan beragama Islam dengan mazhab Syiah, tapi ada juga etnis-etnis lainnya. Misal, etnis Arab yang banyak bermukim di Provinsi Khuzestan dekat dengan perbatasan Irak. Lalu ada juga etnis Balochi yang berasal dari Provinsi Balochistan di tenggara, dekat perbatasan dengan Pakistan. Kemudian, ada juga etnis Armenia, Azerbaijan, dan Georgia yang berada di utara yang berbatasan dengan Pegunungan Kaukasus.


gereja tertua di Iran
Lonceng gereja

Salah satu etnis mayoritas yang cukup ter-representasi dengan baik adalah etnis Armenia. Mereka sudah ada di Iran sejak berabad-abad dan memiliki hubungan yang sangat harmonis dengan para penguasa serta rakyat Persia. Sama seperti kerabat mereka yang ada di negara Republik Armenia, etnis Armenia di Iran mayoritas beragama Kristen. Komunitas inilah yang membangun banyak sekali gereja-gereja cantik penuh nilai sejarah di Iran.


persyaratan visa Iran
Interior gereja Armenia

Vank dalam bahasa Armenia artinya 'biara'. Namun, sama dengan Si-O-Se-Pol, nama ini sebenarnya cuma nama beken yang digunakan warga lokal karena nama resminya terlalu sulit dihafalkan. Nama asli gereja ini adalah Church of the Saintly Sisters, dan terletak di distrik New Julfa yang memang secara historis adalah permukiman warga etnis Armenia.


visa Iran mudah
Kelengkapan peribadatan gereja apostolik Armenia

Eksodus orang Armenia ke Isfahan bermula pada tahun 1603, yaitu ketika Kaisar Shah Abbas dari Persia memerintahkan pasukannya untuk menginvasi Turki Ottoman. Tapi ternyata pasukan Persia kalah jumlah, dan menyebabkan Kaisar terpaksa menarik kembali pasukannya ke Iran. Tapi, untuk meminimalisir keuntungan wilayah yang diperoleh Turki sebagai hasil dari serbuan balik, ia pun menggunakan strategi bumi hangus di tiap-tiap kota yang ditinggalkan. Dan, salah satu kota itu adalah kota Julfa (sekarang wilayah yang disengketakan Republik Armenia dengan Republik Azerbaijan).


backpacking ke Iran
Armenian Genocide Memorial Museum

Akibatnya, orang-orag Armenia yang kehilangan tempat tinggal itupun memutuskan untuk datang ke Isfahan dan menempati satu distrik yang memang sudah sejak dulu ditempati sesama warga etnis Armenia. Maka dari itulah, Kaisar menamakan kembali distrik itu dengan nama New Julfa. Tujuannya adalah supaya orang Armenia yang menjadi korban dapat kembali memulai hidup di rumah baru mereka.


traveling sendiri ke Iran
Tulang belulang korban genosida Armenia

Selain gereja, di kompleks ini juga terdapat Armenian Genocide Memorial Museum. Museum ini menyimpan artefak serta bukti-bukti adanya genosida yang dilakukan Kekaisaran Turki Ottoman terhadap orang-orang etnis Armenia selama Perang Dunia I. Walaupun beberapa negara terutama negara-negara Barat telah mengakui adanya genosida tersebut, Republik Turki sampai hari ini tidak pernah mengakuinya. Oleh sebab itu, Republik Armenia masih terus menggaungkan peristiwa sejarah ini supaya diakui di seluruh dunia, sementara diaspora Armenia turut membantu melalui museum-museum semacam ini.


jalan-jalan Iran
Relief pada dinding gereja

Untuk memasuki area gereja, akan dikenakan biaya. Bakuy lupa harga pastinya, tapi seinget Bakuy sekitar 2 sampai 3 juta rial (sudah termasuk tiket masuk ke museum genosida). Lumayan mahal, sih. Tapi sangat layak untuk dikunjungi!


Note : Di gereja ini pula Bakuy untuk kali pertama ketemu turis Asia lain, yaitu dari Jepang, dan dia juga solotraveling. Di Iran memang turis Asia waktu itu belum banyak. Mungkin karena pemberitaan media yang kurang bagus, sehingga orang-orag Asia masih enggan ke sana. Konektivitas antara Iran dengan negara-negara Asia-Pasifik juga masih sangat terbatas. Apalagi waktu itu COVID-19 baru saja berakhir.


Naqsh-e Jahan, Isfahan


Naqsh-e Jahan dalam bahasa Persia artinya 'Image of the World Square', dan sesuai namanya, merupakan lapangan kota yang paling menyimpan sejarah kebanggan orang Isfahan. Salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO, lapangan ini juga memiliki banyak nama mulai dari Shah Square (sebelum tahun 1979) dan juga Maidan Imam Khomeini (pasca-1979).


Naqsh-e Jahan
Naqsh-e Jahan Square menghadap ke timur

Lapangan ini dibangun di sekitar tahun 1598 sampai dengan 1629 dengan luas 89,600 meter persegi. Posisinya tepat di tengah-tengah kota Isfahan. Lapangan ini juga dikelilingi oleh bangunan-bangunan bersejarah era Safavid seperti Istana Ali Qapu di barat, Masjid Sheikh Lotf Allah di timur, Gerbang Qeysarie di utara, dan Masjid Shah yang popularitasnya cetar badai membahana di selatan.


Masjid Shah
Detil motif yang luar biasa di Masjid Shah

Lapangan ini sangat momumental karena merupakan simbol vitalnya Persia di era Jalur Sutera. Keberadaan Istana Ali Qapu sebagai lokasi para tamu yang hendak menemui kaisar menggambarkan betapa elite dan prestisiusnya tempat ini. Para pedagang itu, untuk melakukan perdagangan di Isfahan, harus memperoleh izin dari kaisar. Dan, mereka tidak punya pilihan lain, sebab Isfahan terlalu menguntungkan. Kota ini adalah lokasi di mana barang-barang dari seluruh bangsa yang berperadaban diperdagangkan.


Mazhab Syiah
Bazaar di area Naqsh-e Jahan

Seorang Duta Besar Portugal untuk Persia pada masa itu, De Gouvea, bahkan mengatakan kalau orang-orang Isfahan sangat berpikiran terbuka dan terbiasa dengan berbagai macam bangsa sebab mereka berinteraksi dengan berbagai bangsa di kehidupan sehari-hari mereka. Inilah asal-muasal mengapa lapangan ini diberi nama Naqsh-e Jahan.


Islam Syiah
Tampak depan Istana Ali Qapu

Masa keemasan Isfahan berakhir ketika bangsa Afghan menjarah kota tersebut di tahun 1722 ketika Dinasti Safavid mengalami kemunduran. Peristiwa itu memaksa ibukota Persia untuk dipindahkan ke Mashhad di timur, dan kemudian ke Shiraz di selatan di era Dinasti Afsharid dan Zand, sebelum akhirnya dipindahkan ke Tehran hingga hari ini oleh Dinasti Qajar.


Islam Syi'ah
Anak tangga yang melingkar dan curam untuk sampai ke beranda atas Istana Ali Qapu

Meskipun tak lagi berfungsi sebagai ibukota negara, signifikansi Isfahan sebagai jantung dari kebudayaan, warisan, dan kebanggaan bangsa Persia sedikitpun tidak memudar. Kota yang gemerlap ini merupakan saksi dari pergolakan politik Timur Tengah serta titik temu kebudayaan tiga benua. Oleh sebab itu, UNESCO menetapkan situs ini sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1979.


negara Syiah
Naqsh-e Jahan Square, menghadap ke selatan

Note : untuk masuk ke area lapangan sama sekali tidak dikenakan biaya, tapi untuk masuk ke tiap-tiap bangunan bersejarah ada tiket masuknya. Bakuy cuma masuk ke Istana Ali Qapu dan Masjid Shah karena waktu itu uda keterbatasan uang rial, padahal besoknya hari Jumat dan money changer pada tutup. Jadi Bakuy harus menghemat uang supaya tidak kelaparan.


Persepolis, Shiraz


Selepas dari Isfahan, saatnya mengunjungi situs yang paling sakral, paling wajib, paling fardu' bagi traveler pencinta sejarah seperti Bakuy. Dan tempat itu tentu saja : Persepolis!


negara Syi'ah
Gerbang utama situs Persepolis

Untuk mencapai Persepolis, biasanya turis-turis akan singgah di Shiraz - kota besar terdekat yang juga memiliki nilai sejarah tinggi. Dari sana, satu-satunya cara ke Persepolis adalah dengan naik mobil. Tidak ada kendaraan umum yang mengarah ke Persepolis karena lokasinya amat sangat terpencil dan gersang. Entah, mungkin kalau tidak ada COVID-19 ada bus turis ke situ, tapi waktu Bakuy ke sana sih tidak ada sama sekali.


Persepolis
Pintu keluar situs Persepolis

Karena Bakuy belum bisa menyetir sendiri (dan keknya kalaupun bisa, Bakuy juga gaakan berani deh nyetir di Iran yang cara berkendaranya ugal-ugalan itu), Bakuy pun memutuskan untuk memesan one-day private trip lewat 1stQuest. Harganya EUR 59. Menurut Bakuy ini deal yang pas, soalnya Bakuy udah dapet tour guide dan transportasi PP. Bakuy juga dijemput di hotel, jadi gaperlu susah-susah ke titik pertemuan.


cara ke Persepolis
Relief singa yang bermain dengan banteng, simbol kebahagiaan dalam perayaan Nowruz

Note : waktu itu mungkin karena pandemi, gaada rombongan turis. Adanya ya yang kayak Bakuy gitu, pada pakai private trip soalnya demi mengurangi resiko juga, kan. Bukan masalah COVID-nya akan ringan atau engga, tapi kan runyam kalau nanti pas di bandara gabisa check-in karena positif. Ya, kan?


Nama guide-nya Bakuy adalah Shireen Karimi. Dia mahasiswi jurusan pariwisata yang bercita-cita ngelanjutin S2 ke Italia. Dia bahkan udah sampai belajar bahasa Italia juga.


transportasi ke Persepolis
Relief bangsa-bangsa tetangga pemberi persembahan pada Kaisar Persia

Selama perjalanan ke Persepolis, Bakuy ngobrol banyak hal sama Shireen yang ternyata sangat open-minded dan berpengetahuan luas. Mulai dari yang ringan seperti keramahan orang Iran sampai yang paling sensitif seperti politik, semuanya Bakuy omongin sama Shireen. Dan, berdasarkan penuturan Shireen, ternyata rakyat Iran tidak seperti yang digambarkan media-media massa. Apa aja sih obrolannya? Nanti kita bahas yak!


1stQuest
Situs Persepolis yang luas

Perjalanan dari Shiraz ke Persepolis itu sekitar 1 jam. Paket tur Bakuy adalah Persepolis, Naqsh-e Rostam, dan Pasargadae. Sebelum ke sana, kalau teman-temankuy datang pas musim panas, selalu pastikan untuk bawa sun screen, lip balm, dan topi. Soalnya di sana benar-benar terik dan panas banget. Bawa air minum juga kalau bisa.


review 1stQuest
Makam keluarga kekaisaran

Kompleks Persepolis itu luas luar biasa. Setelah bayar 1 juta rial untuk karcis, kita akan langsung disambut oleh situs reruntuhan khas peradaban Mediterania yang megah. Tidak luput tiang-tiang raksasa yang dulunya menopang istana. Kalau teman-temankuy mau membayangkan dengan lebih mudah, teman-temankuy bisa sewa semacam teropong gitu. Di teropong itu uda ada rekonstruksi tiap2 bagian yang akan ikut bergerak kalau teman-temankuy berjalan. Harganya kalau ga salah per jam sekitar 2 juta rial. Tapi oke kok, daripada teman-temankuy ga punya gambaran sama sekali tentang seperti apa Persepolis dulunya. Bakuy tadinya sempat mengira Persepolis itu reruntuhan kota kayak Macchu Picchu atau Pompeii, tapi ternyata Persepolis itu lebih mirip istana!


apply visa Iran
Tiang-tiang yang tersisa di Persepolis

Persepolis sendiri diambil dari bahasa Yunani, Perses (Persia) dan Polis (kota). Jadi artinya sebenarnya 'Kota Bangsa Persia'. Inilah yang menyebabkan banyak orang salah kaprah tentang Persepolis, karena mengira tempat ini dulunya adalah kota. Orang Persia sendiri menyebut situs ini bukan sebagai Persepolis, melainkan Takht-e Jamshid atau 'Tahta Jamshid', yang lebih dekat dengan fungsi Persepolis yang sebenarnya yaitu sebagai istana kekaisaran.


jalan jalan ke Persepolis
Reruntuhan ruang kebendaharaan kekaisaran

Sebenarnya, fungsi asli dari Persepolis masih menjadi diskusi para sejarawan, tapi hipotesis yang paling banyak diyakini sekarang adalah Persepolis sebagai ibukota seremonial bagi Kekaisaran Achaemenid. Terletak di dataran Marvdasht dan sepenuhnya dikelilingi oleh Pegunungan Zagros, sejarawan percaya bahwa situs ini hanya ditempati secara musiman. Mereka percaya bahwa Persepolis hanya dipakai sebagai lokasi perayaan Nowruz (tahun baru Persia) tahunan yang jatuh di musim semi sebagaimana layaknya Tahun Baru Imlek di Tiongkok dan Seollal di Korea. Kekaisaran Achaemenid sebenarnya sudah punya istana-istana lain yang dipakai di musim-musim berbeda - seperti Susa, misalnya - tapi karena Nowruz merupakan perayaan terbesar bangsa Persia, nilai Persepolis menjadi sedikit lebih istimewa.


mengunjungi Persepolis
Naqsh-e Rostam, situs makam Darius the Great dan putranya, Xerxes. Bakuy hanya foto dari luar

Hanya kaisar, keluarganya, tentara, serta pegawai kekaisaran yang tinggal di Persepolis. Rakyat biasa dipercaya tinggal di kota-kota kecil di sekitarnya. Di setiap perayaan Nowruz, berbagai bangsa di dunia akan mengirim persembahan pada kaisar. Semua ini digambarkan dengan apik pada ukiran anak tangga situs tersebut. Mulai dari bangsa-bangsa yang ada di Iran, kemudian ke negara tetangga maupun bangsa yang berada di bawah dominasi Kekaisaran Persia seperti Mesir, India, Yunani, Afghan, hingga Assyria. Persembahannya macam-macam, tapi umumnya yang merupakan spesialisasi dari bangsa-bangsa tersebut. Misalnya, suku-suku Asia Tengah yang pandai berburu akan mempersembahkan kuda terbaik, kemudian bangsa India yang pandai menenun akan mempersembahkan kain terbaik, dan sebagainya.


traveling to Persepolis
Perawatan rutin harus dilakukan supaya akar tanaman tidak merusak struktur bangunan

Sisa-sisa Persepolis yang paling tua dapat ditarik kembali hingga ke abad 515 SM. Adalah Cyrus Yang Agung yang dipercaya memilih lokasi Persepolis, tapi penerusnya, Darius I, merupakan penguasa yang dipercaya memulai konstruksi situs tersebut sebagaimana tertuang dalam relief. Tujuannya memang belum jelas, tapi sejarawan dan arkeolog percaya bahwa tujuan tersebut terkait dengan lokasi perayaan Nowruz kekaisaran.


Persepolis, Iran
Salah satu struktur dari bangunan yang terbakar di Persepolis

Pada abad 330 SM, Persepolis dijarah dan dibakar secara brutal oleh Alexander Agung yang berhasil menaklukkan Persia. Pun alasan peluluhlantakkan Persepolis juga tidak jelas. Menurut catatan Diodorus Siculus, dalam perjalanan menuju Persepolis, Alexander Agung bertemu dengan seorang Yunani yang matanya dirusak dan tangannya dipotong. Orang Yunani itu merupakan budak yang dipaksa membangun Persepolis, kemudian sengaja dicacatkan sedemikian rupa supaya tidak bisa membangun sesuatu yang lebih megah dari Persepolis maupun memberitahu bangsa Yunani di mana lokasi tempat itu. Mendengar ini, Alexander pun naik pitam dan memutuskan untuk menghancurkan Persepolis yang telah menyengsarakan budak-budak Yunani.


travel agent di Iran
Simbol keharmonisan antar-bangsa di Kekaisaran Persia, saling bergandengan tangan

Akan tetapi, lebih banyak sejarawan mempercayai versi kedua : bahwa Alexander Agung membakar Persepolis sebagai pembalasan dendam karena orang Persia di bawah kepemimpinan Xerxes I juga membakar Acropolis di Athena pada Invasi Kedua Persia atas Yunani. Hal ini didukung oleh fakta bahwa api pertama kali menjalar dari Istana Hadish, yang bukan lain merupakan bekas kediaman pribadi Xerxes I!


reliable travel agent in Iran
Relief perayaan Nowruz pada anak tangga

Oleh sebab itu, bagi orang Iran, Alexander bukanlah 'Alexander Agung', melainkan 'Alexander Si Penghancur' haha. Sesuai dengan ajaran Zoroastrianisme, bahwa karma itu benar adanya.


Old Quarter of Shiraz


Seperti yang Bakuy ceritakan sebelumnya, paket tur Bakuy adalah Persepolis, Pasargadae, dan Naqsh-e Rostam. Dua terakhir merupakan makam para penguasa Kekaisaran Achaemenid. Sayangnya, waktu itu udara sedang tidak bagus. Angin terlalu kencang jadi pasir beterbangan ke mana-mana, membuat perjalanan jadi tidak aman dan, menurut Shireen, akan sangat tidak nyaman mengunjungi dua lokasi selanjutnya dengan kondisi seperti itu.


jalan jalan di Shiraz
Pusat Kota Tua Shiraz yang menyejukkan

Jadinya, Shireen menawarkan untuk berkeliling kota Shiraz saja, terutama di sekitar Old Quarter yang banyak teman bersejarah sekaligus bisa makan siang bersama. Bakuy yang memang merasa udaranya sedang tidak bagus pun memutuskan untuk menurut sahaja.


traveling to Shiraz
Sumur dan pengelolaan air di Masjid Pink di masa lalu

Isinya kurang lebih mirip seperti Isfahan, sih. Pasarnya besar dan banyak penjual karpet, rempah-rempah, kacang-kacangan, dan buah-buahan. Bakuy mengunjungi beberapa taman dan spot kota yang menarik, tapi bakuy melewatkan beberapa atraksi seperti Museum Pemandian Hamam karena jujur Bakuy kurang tertarik sama yang seperti itu.


Masyarakat Iran


Orang Iran benar-benar ramah. Di Lonely Planet, tiap-tiap negara punya highlight sendiri-sendiri seperti misalnya food, culture, nature, dan lain-lain. Nah, highlight Iran adalah : people!


Orang Iran sangat senang kalau melihat turis asing berdatangan ke negara mereka. Mereka tahu citra Iran di luar negeri sangat tidak bagus gara-gara media massa, jadi orang-orang yang masih saja berkunjung ke Iran berarti memiliki ketertarikan dan rasa penasaran yang besar akan negeri mereka. Dan mereka sangat mengapresiasi ini.


orang Iran
Interior Masjid Pink, Shiraz

Bakuy sempat melihat ini di Yazd, yaitu ketika seorang ahjumma tiba-tiba berterima kasih pada Bakuy karena sudah mengunjungi negaranya. Pun sebenarnya waktu Bakuy mau ke terminal bus dari hotel di Tehran, Bakuy dikasih tumpangan gratis sama seorang ahjussi yang katanya sih penasihat hukum Kedutaan Indonesia. Entah ini bokis atau engga, Bakuy sih terima aja tumpangannya (naik taksi Snapp, jadi Bakuy ga takut). Dia suruh Bakuy kirim foto ke WhatsApp-ya dia kalau udah sampai Yazd dan Isfahan. Tapi Bakuy mangkir hehe. Bakuy bukan tipikal yang gampang dekat sama orang asing soalnya.


Orang Iran susah membedakan muka Asia. Tiapkali ditanya, mereka pasti mengira Bakuy orang Tiongkok. Kalau Bakuy menggeleng, dia akan bilang orang Jepang. Kalau masih menggeleng, orang Korea. Dan kalau masih menggeleng juga, mereka akan bingung. Kadang-kadang Bakuy menjelaskan kalau Bakuy orang Indonesia, tapi kalau lagi capek banget biasanya Bakuy ngaku aja orang Korea biar segalanya cepet beres haha. Ohiya, mereka juga suka banget minta saling follow akun media sosial. Jujur, Bakuy engga seterbuka itu untuk ngasih akun media sosial. Biasanya Bakuy cuman akan ngasih kalau Bakuy bener-bener berniat mau temenan sama orang itu. Jadi bukan yang asal ketemu di jalan terus saling follow-followan. Kalau uda di posisi ini, apalagi kalau sebelumnya Bakuy bilang kalau Bakuy warga negara lain, biasanya Bakuy akan mengelak dengan bilang, 'Oh, maaf, saya engga main Instagram. Saya pakainya KakaoTalk' haha.


hijab di Iran
Banyak wanita Iran yang hanya mengenakan selendang di kepala mereka sebagai pengganti hijab, dan ini sangat lumrah terutama di kota-kota besar

Oh, iya, walaupun Iran negara yang otoriter, dan berlandaskan agama, tapi rupanya masyarakatnya tidak demikian.


Yang paling mengejutkan, misalnya, adalah orang Iran tidak religius. Alkohol dilarang, tapi banyak keluarga mengonsumsi alkohol di rumah mereka setelah membeli secara ilegal. Mereka juga bisa berpesta denga mengundang lawan jenis selama dilakukan di rumah. Bahkan, banyak sekali dari mereka yang sudah tidak menjalankan shalat lima waktu sebagaimana Muslim pada umumnya. Kemudian, orang Iran benci pemerintahan mereka. Orang-orang di pemerintahan dianggap sebagai kaum radikal yang membabi buta mengejar ambisi idealisme mereka dengan mengorbankan kesejahteraan rakyat sendiri. Orang Iran juga sangat tercekik oleh situasi ekonomi Iran yang saat itu sedang inflasi gila-gilaan. Harga hotel yang setahun lalu semalam hanya 200k rial, misalnya, sekarang sudah jadi 1juta rial. Padahal gaji mereka tetap. Apakah teman-temankuy bisa membayangkan betapa sulitnya hidup mereka?


jalan-jalan ke Iran
Selfie dengan warga lokal

Sewaktu Bakuy tanya apakah alasan mereka tak lagi menjalankan ibadah rutin berkaitan dengan ajaran Syiah, Shireen menggeleng. Menurutnya, Sunni dan Syiah itu pada dasarnya sama. Hanya perbedaan politik yang memisahkan keduanya di masa lalu. Memang, ada beberapa hal yang berbeda seperti tata cara shalat dan 12 imam dalam Syiah, tapi menurutnya, itu sama sekali tidak lantas membuat Sunni dan Syiah berbeda. Bakuy pun bilang apa yang Bakuy ketahui tentang Syiah berdasarkan penuturan orang-orang di Indonesia, dan rupanya sebagian besar terutama hal-hal yang 'miring' dan berkesan 'menyudutkan' itu sama sekali tidak benar.


Nah, alasan kenapa orang Iran mulai meragukan agama mereka adalah karena setiapkali pemerintah mereka melakukan kesalahan, mereka pasti berdalih bahwa itu merupakan yang dikehendaki Tuhan. Karena lelah dengan alasan ini, orang Iran pun mulai berpikir : jika Tuhan memerintahkan mereka untuk melakukan hal yang jelas-jelas salah, lalu untuk apa mereka mengikuti perintah Tuhan? Kurang lebih begitu. Wah, ternyata pencampuran agama dengan politik implikasinya bisa sampai sejauh ini.


Iran
Bekas pesawat tempur di Islamic Holy Defence Museum yang tutup karena polusi

Orang Iran yang Bakuy temui memang sangat vokal dengan pemerintahan mereka. Waktu Bakuy menunggu bus di terminal, misalnya, seorang pemuda yang Bakuy tanya arah mulai cerita banyak hal. Dia bahkan bilang kalau selepas kuliah, dia mau pindah ke Eropa karena merasa tidak ada masa depan di Iran. Ada juga yang mengeluhkan ekonomi Iran. Dia bilang, masa-masa pra-revolusi sangat bagus dan orang Iran begitu bodoh membuang semua itu dan memilih kepemimpinan yang sekarang.


Ada juga bapak-bapak di Yazd yang bilang kalau dia iri dengan negara-negara demokrasi yang punya kebebasan berpikir. Di Iran, kebebasan itu tidak ada. Pemerintah Iran hanya menyuruh rakyat untuk berpikir dari sudut pandang teokrasi, dan jika memikirkan di luar itu, maka dianggap penyelewengan.


naik bus di Iran
Bus berhenti saat istirahat makan siang dalam perjalanan ke Shiraz dari Isfahan

Puncaknya adalah ketika Shireen menunjukkan bendera nasional Iran pada Bakuy, dan memberitahu Bakuy bahwa ternyata ada kalimat sakral dalam agama Islam dan berbahasa Arab pada bendera tersebut. Shireen pun bilang, "No Iranian proud of this flag. Go any house here and see whether they have it or not. I bet they are not. We should have put Persian identity in our national flag. Like lions, fire, and sun. Not something Arabic like this."


Kesimpulan


Iran merupakan negara yang kaya akan potensi pariwisata. Sayangnya, potensi itu terhalang oleh sanksi Amerika Serikat yang membuat perekonomian Iran tertekan dan terisolasi dari perekonomian global. Selain itu, pemberitaan media massa yang cenderung ngawur dan berlebihan telah membuat citra negara ini semakin terpuruk dan orang asing jadi takut mengunjunginya. Tiapkali Iran diberitakan, pasti tidak jauh-jauh dari roket, nuklir, Hezbollah, dan sanksi. Wajar saja masyaralat internasional jadi punya stigma buruk perkara negara ini.


akomodasi di Iran
Sampai jumpa di trip Bakuy selanjutnya di bulan Oktober 2022!

Bakuy memang mengakui kalau mengunjungi Iran itu tidak gampang. Maksudnya, ini bukan negara yang bisa dengan gampangnya kita tinggal pesan tiket lalu berangkat begitu saja. Butuh riset yang mendalam tentang bagaimana mengeksplor negara ini, termasuk sistem transportasinya, fasilitas perbankan, norma masyarakat, serta akomodasi. Akan tetapi, semua jerih payah itu akan terbayar dengan lunas oleh keindahan serta pengalaman tiada tara yang menanti di sana.

Komentar


You Might Also Like:

20220525_001003[1]
20190920_143037
20191207_141107
20220524_162459[1]
20191201_175832
20190918_081423%20(1)_edited
20190727_094635_edited
20190921_112855
20191202_124237
Church of the Savior on Blood, Saint Petersburg, Russia
About Me

Bayu, atau yang (belakangan ini) kerap dipanggil Bakuy, merupakan orang biasa yang memutuskan menjadi seorang solotraveler sejak tahun 2015. Pengalaman traveling-nya mungkin masih sangat minim, tapi kisah-kisah seru seorang solotraveler membuatnya tak tahan untuk tidak berbagi cerita dengan banyak orang

 

Read More

 

Join my mailing list

Bakuyyyy

Subscribe di sini ya teman-temankuy!

bottom of page