Pengalaman Mengurus Visa Turis Iran Sendiri
- Bakuyyyy
- 28 Mei 2022
- 4 menit membaca
Diperbarui: 27 Des 2022
Akhirnyaaaaa setelah dua tahun vakum gara-gara pandemi, Bakuy bisa menulis lagi kisah traveling Bakuy huhu. Jangan tanya betapa emosionalnya Bakuy saat ini. Bener-bener terasa seperti narapidana yang akhirnya bisa kembali menghirup udara kebebasan :")
Kali ini Bakuy mau cerita pengalaman Bakuy bulan Mei 2022 ini yaitu membuat visa Iran. Sebenernya bikin visanya dari bulan April, tapi baru bener-bener selesai di bulan Mei karena lemotnya sistem e-visa Iran yang padahal harusnya didesain untuk mempermudah turis. Tapi nyatanya ya... begitulah.
Oke langsung saja kita mulai.
Sebenernya pemegang paspor Indonesia (dan mayoritas negara-negara lain di dunia) punya hak untuk Visa on Arrival (VoA) kalau ingin berkunjung sebagai turis ke Iran. Maksudnya VoA ini adalah kita cuma perlu apply visa di bandara Iran yang telah diberi otoritas, bayar, lalu cus deh ke imigrasi. Jadi sebenernya kita gaperlu apply e-Visa dulu. Tapi pertimbangan Bakuy waktu itu adalah :
Karena pandemi, takutnya ada perubahan kebijakan yang gak tersampaikan dengan baik. Daripada gagal waktu mau check-in, mending uda apply visa duluan,
Banyak traveler lain yang bilang kalau apply VoA Iran itu ribet dan lama. Ada yang harus nunggu sampai 6 jam, dan bahkan ada juga yang harus interview lama hanya karena dicurigai kenapa engga apply e-Visa,
E-Visa sih denger-denger lebih murah daripada VoA.
Dengan pertimbangan-pertimbangan itu, maka Bakuy pun memutuskan untuk apply e-Visa. Toh kalau e-Visa harusnya kan ga ribet, ya? ... Iya, kan...?
Pembuatan E-Visa Iran
Ada dua cara pembuatan e-Visa Iran, yaitu via pribadi dan via travel agent. Via Pribadi maksudnya ya kita apply sendiri, isi di website sendiri, submit sendiri, nunggu sendiri, pokoknya semua serba sendiri deh! Sedangkan via travel agent, itu kita cuma perlu ngasih data-data dan dokumen ke TA yang ada di Iran aja. Dokumennya berupa pas foto dan scan halaman identitas paspor, sisanya ya pertanyaan standar kayak ngisi form visa pada umumnya tapi lebi simpel. Engga dimintain rekening koran maupun apapun.
Nah, meskipun pembuatan via pribadi itu terdengar lebih mudah dan murah, tapi kenyataannya tidak demikian. Bakuy awalnya apply tanggal 18 April via pribadi, tapi sampai bulan Mei (mungkin karena Idul Fitri juga) statusnya masih waiting for verification. Jadi kalau kita apply sendiri, nanti akan dapat submission proof lewat email. Ini cuma bukti pengajuan saja, dan kita masih harus menunggu sampai dapat yang namanya Grant Notice. Selama itu adakah yang perlu dilakukan? Jawabannya : tidak! Kita hanya bisa menunggu haha.
Nah, karena visa tidak kunjung diapprove padahal Bakuy harus terbang tanggal 13 Mei, Bakuy pun memutuskan untuk membatalkan permohonan Bakuy dan apply via TA. TA yang Bakuy pakai adalah 1stQuest, dan ini terpercaya. Setelah Bakuy cancel dan apply lewat TA, hanya dalam waktu 2 hari sahaja, Bakuy sudah dapat Grant Notice. Memang, jadi ada biaya sekitar EUR 20 untuk jasa TA, tapi permohonan lewat TA ini jauh lebih cepat dan tingkat penolakannya juga sangat kecil. Seingat Bakuy tidak sampai 2 persen, sedangkan tingkat penolakan untuk permohonan pribadi bisa sampai 30 persen! Dan lucunya, jika permohonan pribadi ditolak, otoritas Iran akan menyarankan untuk apply via TA tanpa melampirkan alasan kenapa ditolak. Jadi, ya... sebenernya sistem e-Visa ini lebih tepatnya untuk mempermudah TA, bukan mempermudah pengajuan pribadi haha.

Perhatikan bagian kanan atas. Ini adalah Grant Notice, bukan visa. Teman-temankuy masih harus menukar Grant Notice ini dengan visa untuk bisa masuk ke Iran.
Note : satu lagi keuntungan permohonan via TA adalah, jika ditolak, kita akan tau apa penyebabnya. Sehingga kita bisa memperbaiki kekurangan tersebut dan mengajukan kembali. Hal ini tidak akan didapatkan jika kita apply via permohonan pribadi. Lalu, jika kita apply lewat TA, kita bisa mengganti lokasi di mana kita akan mengambil visa bila kita berubah pikiran. Keistimewaan ini tidak dimiliki permohonan visa secara pribadi.
Setelah mendapatkan Grant Notice, langkah selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah mengambil visa. Lokasi pengambilan visa kita yang pilih sendiri sewaktu mengajukan permohonan visa sebelumnya. Nah, karena Bakuy pilih pengambilannya di Kedutaan Republik Islam Iran di Jakarta, ya Bakuy langsung ke kedutaan sahaja. Waktu itu yang perlu dibawa hanya print out Grant Notice, paspor asli, dan print out sertifikat vaksinasi. Setelah menyerahkan semua dokumen tersebut, pihak kedutaan akan meminta kita melakukan pembayaran visa sebesar EUR 53 yang harus dibayar melalui cabang Bank BRI yang letaknya ga jauh dari kedutaan.
Note : Bakuy kurang tau alasannya apa, tapi kedutaan bilang kalau bayarnya disarankan lewat kantor cabang ini sahaja. Mungkin karena mereka uda terbiasa sama pembayaran visa Iran jadi daripada bermasalah, mending ikutin sahaja kemauan mereka.
Pembayaran bisa dilakukan pakai EUR maupun IDR, nanti teller bank yang akan menentukan kurs-nya jadi kita tinggal bayar sahaja. Setelah itu, jangan lupa untuk meminta salinan dari slip pembayarannya. Jadi waktu kita kembali ke kedutaan, kita harus membawa dua dokumen : slip pembayaran asli dan salinannya. Dan ini wajib! Kadang pihak bank lupa ngasih, jadi kita yang harus minta. Soalnya kalau engga, nanti kedutaan akan riweuh gitu dan prosesnya yang harusnya cepet malah jadi lama.
Setelah selesai membayar, kita harus menyerahkan kembali slip pembayaran tersebut ke kedutaan. Nanti kedutaan akan kasih slip pengambilan paspor bersama dengan nomor WhatsApp yang bisa dikontak untuk menanyakan perkembangan visa. Untuk kasus Bakuy, besok paginya Bakuy langsung WhatsApp nomor tersebut dan disuruh datang ke kedutaan jam 11 siang. Paspor sudah bisa diambil bersama dengan print out e-Visa. Ini adalah visa yang harus kita bawa ke Iran.

Note : Per 2018, Iran sudah engga mengeluarkan stiker visa lagi. Bahkan mereka ga kasih stempel imigrasi di paspor turis walaupun turis itu memintanya. Alasannya karena Trump >:( jadi Trump ini ngasih ancaman kalau siapapun yang pernah ke Iran, nanti akan disusahin buat masuk Amerika Serikat. Maka dari itu, untuk melindungi turis, Iran berhenti ngasih 'bukti' perjalanan mereka ke Iran dengan cara ini. Jadi, setau Bakuy, ada 3 negara yang menerapkan kebijakan ini yakni Iran, Israel, dan Korea Utara. Sangat mengecewakan si karena kan itu penting banget untuk kenang-kenangan :(
Nah, itulah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat visa turis Iran. Sebenernya engga sulit, karena dokumen yang diminta sangat minim dan tidak ditanya bukti keuangan seperti visa-visa lain pada umumnya. Hanya saja, jika kita bandingkan kemudahannya dengan e-Visa lain (Sri Lanka, misalnya) ini terhitung ribet karena pada akhirnya kita harus ke kedutaan juga cuman buat mendapatkan print out visa yang mestinya bisa kita print sendiri.
sarat-sarat dokumen apply nya apa aja ke TA? harus ada tiket juga kah?
Bay, keep on sharing this kind of information ya!