Pengalaman Membuat Visa Turis Amerika Serikat, Tetap Approved Meski Tanpa Tiket dan Akomodasi!
- Bakuyyyy
- 1 Des 2022
- 16 menit membaca
Diperbarui: 27 Des 2022
Halo teman-temankuy!
Kembali lagi bersama Bakuy dalam konten pervisaan. Sebagai WNI pemegang paspor hijau, tentu mau tidak mau, kita harus familiar dengan istilah visa. Sebab belum terlalu banyak negara asing yang memberikan kemudahan visa pada pemegang paspor biasa kita. Walaupun demikian, Bakuy cukup senang karena agaknya akhir-akhir ini mulai banyak warga negara kita yang 'sadar' akan pentingnya hal ini. Pemerintah pun tampak sudah mulai gencar melakukan lobi-lobi diplomatik dibandingkan dengan administrasi-administrasi sebelumnya. Mari kita berdoa bersama-sama agar ke depannya paspor hijau dapat lebih mendapatkan 'hati' di dunia internasional. Tapi tentunya ini hanya dapat diperoleh jika kita selaku warga negara juga patuh akan aturan-aturan keimigrasian yaa, jadi jangan terus semuanya disalahkan ke Pemerintah juga karena kalau warganya sendiri masih banyak yang bandel, Pemerintah juga bingung gimana ngelobinya haha
Oke lanjut.
Kali ini Bakuy mau membahas salah satu visa paling primadona bagi warga negara Indonesia. Di dunia pervisaan, visa negara ini kerapkali dilihat sebagai momok paling menakutkan. Ibarat kalau kita main gim, visa negara ini tuh kayak raja terakhir. Dan kalau uda bisa tembus visa ini, mitosnya, negara-negara lain juga akan lebih dermawan dalam memberikan persetujuan visa. Aamiin semoga bener.
Visa yang sedang kita bicarakan tadi adalah visa turis Lebanon.
Eh, bukan dong... bukan ya, beda.
Kita sedang bicara tentang visa turis Amerika Serikat. Secara garis besar, prosesnya ada 6 tahap :
Pengisian form DS-160 untuk non-immigrant visa, per 30 November 2022 ada di sini : https://ceac.state.gov/genniv/
Pembuatan akun di US Travel Docs Indonesia, situsnya per 30 November 2022 ada di sini : https://www.ustraveldocs.com/id/
Pembayaran biaya aplikasi
Pembuatan janji wawancara visa
Wawancara visa
(Jika disetujui dan memilih pengambilan visa melalui RPX Palbatu) Pengambilan visa
Perlu diingat bahwa meskipun visa Amerika Serikat ini terkenal sulit, tapi persyaratan dan prosedurnya jelas. Fungsi visa adalah sebagai dokumen penjamin bagi kedutaan untuk menyimpan data-data warga negara asing yang hendak mengunjungi Amerika Serikat. Jadi selama kita memenuhi persyaratan yang ada dan mengikuti prosedur secara sempurna, maka tidak ada alasan bagi konsuler untuk menolak permohonan visa. Ini berbeda dengan pembuatan visa turis Lebanon bagi warga negara Indonesia, yang terkesan asal-asalan dan tidak jelas, dan lebih bersifat sebagai indirect ban ketimbang visa restriction hedeh..
Udah ya, kali ini primadonanya adalah Amerika Serikat. Mari kita simpan Lebanon di pojokan dulu.
Kapan sebaiknya membuat visa Amerika?
Jujur, Bakuy belum ada rencana untuk ke Amerika dalam waktu dekat. Karena benua Amerika itu jauh banget (benua Amerika benar-benar berada di sisi yang berlawanan dengan Asia) dan penerbangan ke sana pasti harganya minta ampun, Bakuy pengennya sih once visit gitu jadi sekali datang, lama, dan pulang. Jadi bukan yang nge-trip dua minggu doang karena sayang cuman abis di perjalanan waktunya. Bakuy pengen sekalian gitu ke Hawaii, lalu ke daratan utama Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Kuba, Suriname, kemudian lanjut ke Amerika Latin. Tapi lagi-lagi, ini butuh persiapan super matang termasuk waktu dan biaya. Sedangkan Bakuy belum mempersiapkan semua itu.
Bakuy bikin visa Amerika murni hanya karena pemikiran random haha. Cuman berdasarkan asumsi bahwa dengan memiliki visa Amerika, Bakuy akan lebih mudah mendapatkan visa negara-negara lain, terutama Korea Selatan yang akan Bakuy kunjungi dalam waktu dekat, kemudian Uni Eropa dan negara-negara Afrika Utara.
Terlebih, walaupun tidak bisa dipukul rata berlaku untuk semua, visa Amerika Serikat ini masa berlakunya rata-rata 5 tahun + multiple entry. Jadi, why not, kan? Daripada harus beli tiket dulu, trus ternyata visa ditolak? Mending bikin visa dulu, trus tinggal cari tiket promo deh. Lima tahun, teman-temankuy! Itu waktu yang amat sangat cukup untuk merencanakan perjalanan belakangan.
Note : perlu diingat bahwa masa berlaku 5 tahun + multiple entry ini hanya secara umum, ya, jadi ga mutlak semua orang pasti dapat. Ada juga yang masa berlakunya cuma 1 tahun, 6 bulan, dan 3 bulan. Tapi kalau yang kurang dari setahun gitu kayaknya jarang sih. Kemungkinannya kecil banget.
Oh iya, terus ada yang bilang juga kalau sekarang (tahun 2022 dan 2023) adalah waktu yang tepat untuk membuat visa Amerika karena pemerintahan Joe Biden lebih selow. Kalo sampek orang seperti Trump berkuasa lagi di 2024, nanti takut akan jadi susah lagi persyaratannya. Apalagi Bakuy kan ada riwayat perjalanan ke Iran tuh. Jadi sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk membuat visa.
Gimana sih sistem konsuler Amerika itu bekerja? Maksudnya, gimana cara dia memutuskan si A visanya disetujui, tapi si B tidak?
Bakuy ga punya jawaban yang pasti dan akurat. Hanya konsuler dan Tuhan yang tau jawabannya haha.
Tapi, Bakuy punya satu asumsi yang menurut Bakuy paling masuk akal.
Selama ini, kita selalu percaya bahwa konsuler akan menganggap semua orang yang mengajukan visa berniat untuk berimigrasi ke Amerika, kecuali mereka bisa membuktikan sebaliknya sewaktu wawancara. Tapi, menurut Bakuy proses pembuatan keputusannya tidak sesederhana itu. Dulu mungkin memang seperti itu, tapi di era sekarang yang segalanya sudah terkomputersisasi ini, Bakuy rasa prosesnya sudah lebih maju. Soalnya kalau memang demikian, berarti seluruh beban berada di tangan pewawancara. Dia gaakan punya waktu untuk menimbang-nimbang sambil wawancara orang satu-satu yang antreannya segitu banyak.
Menurut Bakuy, proses seleksi telah terjadi saat kita mengisi form DS-160. Setiap jawaban yang kita rekam di form itu akan masuk ke dalam satu logic set milik kedutaan Amerika Serikat. Data itu nantinya akan direkonsiliasi dengan data-data yang mereka miliki. Kalau Bakuy boleh menduga-duga, data-data yang dipakai kedutaan misalnya adalah daftar cekal imigrasi, daftar blacklist individu, dsb, pokoknya orang-orang yang udah ada daftar fix-nya untuk gaboleh masuk ke Amerika. Selain itu, bisa jadi mereka juga menambahkan data-data intelijen mereka sebagai tambahan. Btw jangan bayangin intel di sini kayak spionase James Bond gitu yaa haha. Intelijen di sini maksudnya mungkin kayak data-data yang mereka punya sendiri misal daftar orang-orang berpengaruh di Indonesia, daftar konglomerat, daftar aktivis, dll. Sedikit-banyak, informasi-informasi itu akan memberi bobot (kemungkinan secara kuantitatif), untuk menentukan rekomendasi apakah visa disetujui atau tidak.
Data-data ini kemudian dikuantifikasi (ini asumsi Bakuy yaaa), kecuali yang uda ada dalam daftar hitam Amerika itu pasti keluarnya uda pasti REJECT. Setelah itu, akan langsung keluar rekomendasi by system apakah individu tersebut layak dapat visa atau tidak. Nah, si konsuler ini tugasnya ibarat tinggal finalisasi aja gitu. Jika sistem sudah merekomendasikan untuk REJECT, menurut Bakuy sih mereka akan ngikutin aja. Karena kalau sistem uda rekomen untuk REJECT, tapi mereka tetap APPROVE, berarti kan tanggung jawab ada di mereka. Ga tau yaa tapi kalo Bakuy jadi pegawai sih Bakuy manut sistemnya aja haha. Makanya suka ada cerita dia cuma ditanya satu atau dua pertanyaan, trus tau2 visa ditolak. Yaa karena pertanyaan itu cuman basa-basi aja. Di komputernya si konsuler sebenernya uda ada hasilnya, karena sistemnya uda rekomen dia untuk tolak.
Nah, si konsuler bisa mengotak-atik yang rekomendasi by system-nya APPROVE. Kalau misal sistemnya APPROVE, tapi pas diwawancara kok kurang meyakinkan, konsuler boleh memutuskan untuk ganti jadi REJECT. Dan, si pemohon kan gabisa apa-apa karena itu uda hak prerogatif. Maka, konsuler ga megang resiko apapun. Beda cerita kalau rekomendasi REJECT, tapi dia malah APPROVE. Kalau misal ternyata orang itu bermasalah, dan pas dicek ternyata sistem uda rekomen buat REJECT, tapi oleh si konsuler diganti jadi APPROVE, kena tuh nanti edit history-nya si petugas konsuler haha (gila otaknya Bakuy company banget ya hoho).
Note : pernah ada yang berargumen kalau Pemerintah Amerika Serikat, karena negara adidaya, punya akses ke seluruh informasi termasuk perbankan jadi mereka uda tau semua informasi kita. Hmmm Bakuy agak ragu sih, apalagi perbankan itu bisnis kerahasiaan. Ga mungkin mereka mau berbagi informasi se-sensitif itu ke pemerintah manapun KECUALI ada surat perintah dari pengadilan.
Jadi gitu sih menurut Bakuy how the system works. Tapi ini cuman dugaan Bakuy ya haha. Terlepas itu benar atau tidak, sama sekali tidak mengesampingkan fakta bahwa kita harus mengisi seluruh form dengan benar.
Okedeh, tanpa tedeng aling-aling, mari kita langsung cus bahas tahap demi tahap yak!
I. Pengisian form DS-160
Ini salah satu tahap paling krusial, karena informasi yang kita isi di form inilah yang akan menjadi basis konsuler apakah untuk menyetujui visa kita atau tidak. Dan, menurut Bakuy seperti yang uda Bakuy jelasin sebelumnya, informasi-informasi ini yang akan menjadi raw input data yang masuk ke dalam logic set komputer, yang nantinya akan mengeluarkan semacam rekomendasi apakah visa disetujui atau tidak. Jadi, telitilah dalam mengisi form ini.
Sebelum masuk ke laman form, kita akan ditanya di kedutaan atau konsulat Amerika mana kita akan mengajukan permohonan. Abis itu tinggal masukin captcha. Udah. Tahap ini gampang jadi jangan sampai salah. Abis itu akan ditanya jenis visa, untuk turis pilih yang non-immigrant, lalu pilih B1/B2.
Abis itu barulah masuk ke laman pertanyaan. Sebenernya gaada yang sulit sih pertanyaannya. Soalnya semua tentang informasi pribadi kita, jadi kita pasti tau jawabannya. Pastikan aja jawaban kita komplit, utuh, dan JUJUR. Jangan berani menyembunyikan informasi apapun. Jawab semua apa adanya.
Note : Untuk turis, di bagian alamat di Amerika tinggal isi nama hotel dan alamatnya aja. Nomor telepon bisa cari di internet, tapi waktu itu Bakuy ga ngisi karena ga nemu nomor telepon hotelnya di internet. Btw, ini hotelnya Bakuy asal nembak aja. Jadi waktu itu Bakuy belum booking sama sekali. Cuman nyari di Expedia, trus uda deh Bakuy catut di form. Ga apa-apa kok, soalnya kan ada pertanyaan 'apakah kamu sudah ada jadwal pasti terkait kedatangan ke Amerika?' nah itu Bakuy isi 'belum'. Jadi ya si abangnya juga uda tau kalau itu pasti dummy.
Ohiya, walopun Bakuy menghimbau untuk jujur, tapi terkadang ada hal yang lebih baik agak dikurangi demi simplifikasi. Misal, Bakuy cuma nulis kalo Bakuy akan ke New York. Walopun kenyataannya Bakuy ga bener-bener cuma akan stay di New York, tapi demi kemudahan wawancara, Bakuy isi New York doang. Bayangin kalo Bakuy isi jujur banyak semuanya. Takutnya pertanyaannya malah jadi banyak. Trus Bakuy juga jadi harus bikin itinerary dummy yang lebih kompleks. Takut nanti malah lupa kan. Yauda mending isi satu aja biar ngafalinnya gampang haha
Untuk yang hotelnya asal nembak kayak Bakuy, tetep perkirakan unsur 'kewajaran' ya. Misal, waktu itu Bakuy ngisi satu hotel yang posisinya di daerah Queens deket sama Chinatown. Alasannya tiga : karena harganya masih cocok di kantong, dekat sama stasiun subway, dan harganya oke. Lah, bukannya tadi bilangnya belum reservasi apa-apa, Kuy? Memang, tapi ini sebagai justifikasi juga kalau-kalau ditanya pas wawancara. Jadi tetep harus dipikirin realistisnya. Misal teman-temankuy asal nembak gitu, nginep di Hilton atau di Shangri-La dengan alasan biar gampang dapat alamat hotel dan nomor telepon. Yang ada si konsuler bisa curiga apalagi kalau teman-temankuy gaada dalam daftar konglomerat mereka. Yaaa ga musti trus visanya ditolak, sih, tapi bisa aja jadi rese dan minta rekening koran atau bukti finansial.
Gitu, jadi Bakuy selalu berusaha untuk berpikir dari sudut pandang konsuler.
Apa lagi yah... oh iya, akan ditanya daftar negara yang dikunjungi selama 5 tahun terakhir. Ini juga jawab sejujur-jujurnya. Cek paspor, liat semua stempel. Ga perlu khawatir sama riwayat perjalanan. Bakuy waktu itu nyantumin Iran gapapa kok. Bakuy sih rekomendasiin untuk jujur, ya. Takutnya teman-temankuy nyembunyiin satu riwayat tertentu, eh ternyata imigrasi negara tersebut (atau maskapai yang teman-temankuy naiki) ada perjanjian sharing information sama Pemerintah Amerika. Yang ada malah data intelijen mereka dan data teman-temankuy jadi ga rekon, dan keluarlah rekomendasi REJECT.
Note : waktu itu Bakuy lupa cantumin Turki. Soalnya waktu itu kan Bakuy ke Turki cuma transit di bandara doang, ga eksplor. Jadi Bakuy lupa. Walau gitu, kan tetep aja di paspor Bakuy ada stempel Turki. Untunglah, ini ga dipermasalahin sama konsuler.
Apa lagi, ya? Udah sih. Paling teman-temankuy harus tau aja kalau sesi membuka form-nya itu ada batasnya. Bakuy lupa sih berapa lama. Jadi teman-temankuy harus sering save. Pokoknya kelar satu page, save dulu, baru lanjut ke page selanjutnya. Halamannya banyak, jadi teman-temankuy harus meluangkan waktu khusus supaya gaada yang keliru. Kalau waktu abis, tinggal masukin lagi kode DS-160 yang uda di-save sama captcha kalo ga salah.
Semua informasi yang ada di form ini kalau uda di-submit gabisa diedit maupun di-review lagi yaa. Jadi kalau uda di-submit, kita cuma akan dapat surel konfirmasi sahaja, isi form-nya uda gabisa diliat lagi. Jadi uda gatau ada kekeliruan atau engga. Jadi kalau teman-temankuy mau ada simpanan, Bakuy saranin untuk print screen atau snipping tiap-tiap page-nya. Biar nanti H-1 wawancara bisa refresh ingatan kan, takut ada yang lupa. Misal, lupa di hotel mana akan menginap, atau ke negara bagian mana aja, dll.
Untuk turis, pertanyaan 'apakah punya saudara/kenalan di Amerika' jawab 'tidak' sahaja. Ini bukan kelemahan, kok. Lagian namanya aja turis haha. Malah enak juga kan bisa skip pertanyaan alamat, kenal di mana, dll.
Oh, yang agak tricky paling pas diminta upload pas foto. Mereka minta pas foto 6 bulan terakhir, tapi Bakuy lampirin foto yang entah uda berapa tahun haha untung komuk Bakuy ga terlalu banyak berubah. Tadinya Bakuy gagal terus pas mau upload karena masalah resolusi atau apa gitu. Intinya foto Bakuy ga memenuhi persyaratan teknis mereka. Maka, Bakuy tinggal pake aja jasa photo editor online di sini. Cepet banget tinggal bayar IDR 70k langsung dikirim lewat surel dan langsung sukses upload-nya.
Udah deh keknya gitu aja untuk DS-160. Kalau uda selesai semua, tinggal submit aja trus nanti klik pilihan yang kirim ke email. Nanti akan dapat surel konfirmasi yang isinya ada PDF untuk dicetak dan dibawa pas wawancara.
II. Pembuatan Akun di US Travel Docs Indonesia
Gaada yang spesial di tahap ini, sih. Tinggal bikin akun aja, isi alamat surel, nama, dsb. Abis itu akan dikirim notifikasi lewat surel untuk aktivasi akun. Enteng, lah. Persis kayak bikin akun media sosial.
Begitu akun uda aktif, tinggal isi aja profilnya yang lengkap dan jujur. Jangan sampai ada salah ketik, jangan sampai ada yang ga sengaja ter-klik. Pokoknya isi-isi aja semuanya. Paling untuk yang DS-160 Confirmation, tinggal masukin aja kode DS-160 kita. Caranya tinggal buka surel submission confirmation yang dikirim setelah kita submit form DS-160, nanti di situ ada PDF attachment. Tinggal dibuka PDF-nya, terus ada barcode. Di bawahnya ada kombinasi angka dan huruf (kalau punya Bakuy ada 10 digit), nah tinggal masukin itu.
Note : data profil di akun ini dengan DS-160 yang kita submit harus persis plek yaa, gaboleh ada perbedaan barang secuilpun.
Kalau uda selesai semua, tinggal lanjut ke pembayaran.
Ga banyak tips yang bisa Bakuy bagi pada tahap ini karena memang segampang dan secepat itu haha.
III. Pembayaran Biaya Aplikasi
Kalau teman-temankuy uda siap untuk membayar, nanti sistem akan mengeluarkan satu nomor rekening virtual (Virtual Account/VA). Nomor rekening virtual ini akan berbeda-beda untuk tiap permohonan DS-160, jadi VA yang teman-temankuy terima sama punya orang lain pasti berbeda.
Ada dua metode pembayaran, yaitu langsung lewat teller Bank CIMB Niaga atau lewat EFT (transfer biasa). Karena malas ke bank, dan merasa uda cukup familiar di dunia payment channel karena pernah bekerja di bidang ini selama hampir 3 tahun, Bakuy pilih yang transfer aja.
Note : tidak semua bank bisa melakukan EFT ini, hanya bank yang punya pilihan transfer ke Bank of America sahaja yang bisa.
Caranya adalah Bakuy tinggal buka aplikasi perbankan Bakuy, lalu pilih transfer ke rekening CIMB Niaga. Abis itu tinggal masukin nomor VA yang dikasih sama sistem tadi, sampek keluar penerimanya adalah Bank of America N.A. Abis itu tinggal masukin aja nilainya sesuai yang diminta (jumlahnya harus sama persis ya, gaboleh ada beda secuilpun). Jangan lupa untuk simpan bukti transfernya ya! Abis itu tinggal tunggu aja sehari atau dua hari kerja karena sistemnya butuh waktu gitu untuk update data, dan bank juga kayaknya butuh waktu buat clearing.
Waktu itu Bakuy bayar tanggal 13 November jam 1 pagi, baru bisa bikin appointment tanggal 15 November jam 12 siang. Tapi rekening Bakuy uda dipotong sejak tanggal 13 November itu. Jadi, gausa panik. Kalau uda 2 hari masi ga update, jangan bayar ulang, ya. Karena itu nanti gabisa di-refund. Cukup lapor aja di bagian Provide Feedback. Mereka fast response kok walopun ga 24 jam. Dan perlu diingat juga kalau VA ini kan baru ter-generate saat kita rekues, jadi uda specified gitu ke pengguna tertentu. Ga mungkin salah transfer. Soalnya kalau salah, uangnya akan bounced. Yang perlu dipastikan adalah jumlahnya uda sesuai dan penerimanya benar Bank of America N.A.
IV. Pembuatan Janji Wawancara Visa
Kalau sistemnya uda update, teman-temankuy sebenernya tinggal masukin receipt numbernya ke row yang uda tersedia. Receipt number ini adalah nomor VA yang teman-temankuy pakai untuk transfer tadi, dan ini tujuannya adalah sebagai penanda di sistem bahwa incoming fund tersebut sudah ter-assign ke DS-160 yang teman-temankuy submit.
Tapiiiii gausa buru-buru masukin receiptnya dan bikin appointment. Tenang aja, pembayaran itu berlaku selama 1 tahun jadi gaakan tiba-tiba hangus. Teman-temankuy cukup amati di halaman depan web tersebut, kan ada tuh informasi earliest schedule available, nah tunggu aja sampek ada waktu yang paling dekat. Waktu itu Bakuy kalau langsung bikin appointment, antrenya uda 2 bulan. Bakuy apply November, earliest ada di pertengahan Januari. Buset, lama banget, kan?
Tapi tenang, gausa konsultasi ke dukun dulu. Semua ada triknya. Karena pemohon dapat melakukan reskedul appointment, berdasarkan pengamatan Bakuy, sistem akan update tiap tengah malam. Jadi misal hari ini tanggal 10 dan ada pemohon yang sebelumnya uda ada appointment di tanggal 20 memilih reskedul, nanti pas tengah malam baru akan update gitu kalau tanggal 20 ada jadwal kosong. Trik ini nih yang Bakuy pakai.
Berkat pengamatan ini, Bakuy yang tadinya harusnya paling cepet 12 Januari, bisa dapet yang 30 November. Jadi waktu di beranda keliatan kalau 30 November kosong, Bakuy buru-buru masukin receipt number dan langsung bikin appointment di tanggal tersebut. Mantap, kan? Jujur Bakuy gatau sih apakah mereka update datanya bener tengah malam atau ga, tapi yang jelas mereka akan selalu update kalau ada jadwal yang kosong. Makanya sering-sering aja cek.
V. Wawancara Visa
Nah, akhirnya tibalah hari penentuan. Bagi yang di sistem rekomendasinya uda REJECT, sebenernya ini bukan hari penentuan juga sih karena apapun yang terjadi si konsuler pasti akan nolak visanya. Tapi bagi yang rekomendasinya APPROVE, ini ibarat eksekusi pinalti. Apakah benar-benar disetujui atau tidak, itu tergantung kesiapan teman-temankuy.
Dokumen wajib untuk dibawa :
Pas foto warna, latar belakang putih, ukuran 5 cm x 5 cm
Print out konfirmasi DS-160, hitam-putih is OK
Print out surel konfirmasi appointment wawancara, hitam-putih is OK
Bukti bayar (untuk yang pakai EFT, tinggal print out aja bukti transfernya. Untuk yang lewat teller Bank CIMB Niaga, bisa bawa slipnya), hitam-putih is OK
Paspor terbaru
Sebenarnya ini bukan dokumen wajib, tapi ada baiknya dipersiapkan kalau-kalau konsuler meminta bukti dokumen pendukung yaitu :
Rekening koran 3 bulan terakhir, orisinal cap basah
Surat keterangan kerja, orisinal
Kartu keluarga, fotokopi
Itinerary draf (bikin yang simpel aja di Word)
Lain-lain, suka-suka
Waktu itu Bakuy agak takut sama riwayat perjalanan Bakuy ke Iran, jadi Bakuy juga bawa tuh print out e-Visa dan Visa Grant Notice-nya Bakuy sebagai bukti kalau Bakuy beneran cuma turis. Trus Bakuy juga bawa semua tiket selama perjalanan Bakuy ke Iran termasuk hotel-hotelnya, trus ada juga screenshot beranda instagram dan blog ini sebagai bukti kalau Bakuy murni turis. Tapi ternyata ga ditanya sama sekali haha.
Bakuy dapat appointment jam 8.45 pagi dan uda antre di kedutaan jam 8.00. Harap pastikan untuk tidak membawa laptop, powerbank, tablet, pokoknya alat elektronik apapun karena yang bisa dititipkan di sana hanya ponsel. Selama di area kedutaan bahkan sejak antre di depan, kita gaboleh buka ponsel sama sekali. Kalau ketahuan akan langsung ditegur. Kalau dicurigai sempat mengambil gambar, mereka akan minta untuk periksa galeri ponsel kita. Bahkan mungkin ke instagram story dan WhatsApp story, atau apapun itu. Intinya, jangan main ponsel sama sekali. Itung-itung istirahat mata.
Selesai pemeriksaan keamanan, kita akan masuk ke halaman kedutaan. Di situ kita akan menunggu lagi sampai dipersilakan masuk oleh petugas. Masuknya juga ada kuotanya, ga yang langsung rame-rame gitu. Dan btw, di tempat tunggu ini ada kursi dan toiletnya.
Begitu uda masuk, langsung antre berdiri lagi. Bakuy diminta untuk mengeluarkan paspor terbaru, pas foto ukuran 5x5 cm, print out konfirmasi pengisian DS-160, dan print out appointment email. Semua itu diserahkan ke loket pertama untuk diperiksa kesesuaian datanya. Habis itu lanjut ke loket kedua untuk rekam sidik jari. Setelah sidik jari selesai, tinggal wawancara.
Ada 5 loket wawancara yang dibuka dan semuanya Kaukasian, perempuan mungkin usia sekitar 30-40'an. Empat loket bisa berbahasa Indonesia, dan satu loket hanya bisa berbahasa Inggris. Sembari mengantre, orang-orang mengamati petugas mana-mana sahaja yang sekiranya oke dan mana-mana sahaja yang sekiranya rese. Sepengamatan Bakuy, banyak pemohon yang menghindari petugas berbahasa Inggris. Katanya karena takut grogi dan malah salah jawab.
Prinsip wawancara sebenarnya semua sama : jawab seadanya sahaja. Gausa ngomong kalau ga ditanya.
Bakuy masih melihat beberapa orang yang ngomong panjang lebar, ngalor-ngidul. Bahkan ada yang sampek cerita hari-harinya dia di kantor, betapa indah dan kagumnya dia sama budaya Amerika, bahkan sampek ngomongin Natal cuy! Personal banget gilak! Bakuy gatau sih kenapa doi bisa diwawancara se-lama itu, mungkin karena doi apply visa jenis lain. Tapi yang jelas, pada akhirnya doi dikasi kertas ijo (eh apa kuning ya lupa wkwk) yang intinya si konsuler butuh tambahan supporting document sebelum memutuskan apakah visa diterima atau ditolak.
Seinget Bakuy sih, gaada yang dapet kertas merah, ya. Bakuy cuma lihat kertas putih bertebaran dan orang-orang dengan wajah sumringah (kecuali si abang tadi yang dapet kertas ijo, yang mukanya ekstras, dandanannya tebal, dan terlihat seperti gay). Bakuy juga ga terlalu nguping pembicaraan orang-orang. Ga kedengeran soalnya haha.
Masih ingat si petugas bahasa Inggris yang dihindari tadi? Nah, karena banyak yang menghindari doi, jadi umumnya doi kebagian WNA ataupun WNI yang cukup pede dengan bahasa Inggris-nya. Bakuy sih ngikut yang mana aja, gaada keinginan menghindari yang manapun, tapi kalau bisa sih yang bahasa Indonesia aja hehe maklum anaknya suka ga pede.
Tapi ternyata si loket bahasa Inggris uda kosong. Masih ada dua orang yang antre di depan Bakuy, dan keduanya ga mau ke loket itu, jadi mereka mempersilakan Bakuy atau siapapun yang mau duluan. Sebenernya Bakuy bisa aja nolak dan ngasih kesempatan ke orang setelah Bakuy, tapi yauda lah Bakuy maju aja. Toh Bakuy uda pernah tes TOEFL iBT juga. Harusnya kayak begini mah bukan masalah (ceilah!)
Dan mulai-lah sesi wawancara. Pertama diminta paspor dan lepas masker. Disapa dulu good morning dengan senyum cerah. Syukurlah doi mood-nya lagi oke.
Wawancaranya cepat, kok, karena Bakuy juga jawabnya ringkas, cepat, dan apa adanya. Gausa tambah-tambah yang ga perlu. Kayaknya ga nyampe 1-2 menit.
"May I see your passport?"
"So where will you going?"
"Are you travelling alone?"
"What's your job? In what division are you working now? How long have you been with the company?"
Nah, di sini karena Bakuy jawab kalo Bakuy baru 3 bulan karena baru resign dari kantor sebelumnya, ditanya deh follow up question : "Okay, what's your previous job? In what division? How long were you been with the company?"
Nah, ini nih salah satu alasan kenapa gausa bicara kalo ga ditanya. Beruntung, Bakuy cuma ditanya kek gini doang. Kalau yang aneh-aneh? Kan keder haha
"Have you ever go abroad in the last 5 years?" nah, ini Bakuy sempet bingung karena kan banyak banget ya. Dan keknya si petugas juga sadar itu banyak karena dia buru-buru nambahin, "Outside of Asia, just mention" yauda Bakuy bilang aja "Russia". Trus ditanya "What cities you visited in Russia?" Bakuy jawab "Moscow, Saint Petersburg, and Volgograd."
Nah, doi tertarik tuh sama Volgograd. "Vol-what? Why were you going there?" dan Bakuy jawab aja "Because it is a historic city. You know, Battle of Stalingrad" dan doi mesem-mesem aja sambil ngangguk2.
"Do you have relatives or friends in the U.S.?"
"Are you single or married?"
"Will you join a tour agent or arrange it all by yourself?"
Udah itu doang. Ga diminta nunjukin dokumen tambahan apapun sama sekali. Riwayat perjalanan ke Iran juga ga ditanya sama sekali. Tau-tau doi ngasih kertas putih dan bilang, "Congratulations, your visa has been approved. Please wait for further notification in this guidelines. Enjoy your trip!"

Ada 3 jenis salebaran yang mungkin diberikan oleh konsuler, tergantung hasil wawancara. Pertama adalah putih, yang artinya visa disetujui dan paspor akan ditahan sementara oleh kedutaan karena mereka harus menempel stiker visa. Kedua adalah merah, yang artinya visa ditolak. Ketiga adalah hijau/kuning, yang artinya permohonan visa ditangguhkan karena konsuler membutuhkan dokumen pendukung tambahan sebelum memutuskan apakah akan menyetujui atau menolak permohonan visa. Bakuy kurang tau apakah yang dapat selain warna putih paspornya akan langsung dikembalikan atau tidak. Untuk yang merah sih kemungkinan iya, karena toh uda gaada keperluan lagi. Nah, buat yang hijau/kuning ini Bakuy kurang paham. Waktu si abang muka ekstras itu juga Bakuy ga perhatiin.
VI. Pengambilan Visa (Opsional)
Untuk tahap keenam ini sifatnya opsional. Jika teman-temankuy memilih agar paspor dikirim ke rumah/kantor pada saat melakukan pembayaran di tahap ketiga, maka tahap ini tidak diperlukan karena teman-temankuy hanya tinggal duduk manis sahaja menunggu paspor diantar oleh FedEx. Namun, berhubung Bakuy suka yang gretongan, jadi Bakuy memilih untuk ambil di RPX yang ada di kantor FedEx di Palbatu.
Anyway, terkadang teman-temankuy harus itung untung-rugi. Untuk ke RPX, dibutuhkan waktu dan tenaga sebagai pengganti biaya. Jika teman-temankuy merasa tidak ada waktu untuk mengambil ke RPX, ya ambil layanan antar juga tidak masalah. Apalagi kalau teman-temankuy tidak punya kendaraan sendiri. Maka teman-temankuy harus perhitungkan juga ongkos ojek online. Jadi ga selamanya gretongan itu menguntungkan.
Setelah mendapat notifikasi surel seperti dari RPX, artinya visa sudah beres dan paspor siap untuk diambil. Prosesnya cepet banget sih kalau Bakuy, karena paginya dikasi tau visa disetujui, eh malamnya uda dapet surel. Mungkin karena Bakuy wawancara pagi sih, jadi belum kena cut off hari berikutnya. Rezeki anak shaleh kali ya hehe

Yauda deh, besoknya (tanggal 1 November) Bakuy langsung cus ke RPX Palbatu. Posisinya ada di kantor FedEx. Teman-temankuy tinggal samperin satpam aja terus bilang mau ambil visa Amerika. Nanti akan dikasih nomor antrean. Rezeki anak shaleh lagi, waktu itu antreannya sepi banget cuman ada Bakuy seorang. Jadi Bakuy tinggal masuk aja ke kantornya, naik ke lantai dua, di situ ada loket yauda tinggal kasih aja nomor antrean dari satpam tadi. Karena Bakuy ambil sendiri, jadi cukup menyerahkan fotokopi kartu identitas sahaja.
Voilaa, visa Amerika Serikat sudah ada di tangan! Dan Bakuy dapat multiple entry dengan masa berlaku 5 tahun cihuyyy!

Gimana? Ga sulit, kan? Bahkan menurut Bakuy, visa Amerika ini termasuk gampang karena Bakuy gaperlu ngasih dokumen tambahan apapun. Bakuy yang uda panik karena pernah ke Iran, ternyata ga ditanyain sama sekali. Yang penting teman-temankuy sudah isi formulir dengan benar dan jujur, serta mengikuti seluruh prosedur dengan baik, kemungkinan besar visa sudah terjamin kok.
Lagipula, kalau merujuk ke data tahun 2020, tingkat penolakan visa untuk WNI termasuk rendah yaitu cuma 12 persen. Memang Malaysia punya tingkat yang lebih rendah (6.9%) tapi perlu diingat bahwa mereka hanya negara kecil dengan populasi 32 juta jiwa. Ga sepadan dengan populasi Indonesia yang 270 juta jiwa. Coba kita lihat Thailand (24%), Vietnam (18%), Filipina (32%), Timor-Leste (21%), Kamboja (26%), Myanmar (40%), bahkan Laos tingkat penolakannya sampai 70%!
Note : Bakuy mengecualikan Singapura dan Brunei karena kita sedang membahas visa turis, sedangkan dua negara ini telah mendapat kemudahan ETA oleh Pemerintah Amerika Serikat jadi tidak bisa dibandingkan dengan Indonesia.
Jadi, teman-temankuy tidak perlu cemas. Waswas boleh, tapi cukup atasi dengan persiapan yang benar serta kejujuran dan niat tulus. Kalau sejak awal udah mau melanggar imigrasi ya salah sendiri. Tapi kalau kita memang tujuannya murni hanya ingin jalan-jalan, Bakuy rasa tak ada yang perlu ditakutkan.
Cuman satu tips penting dari Bakuy : sebelum beli tiket, lebih baik apply visa-nya dulu yak!
See you in the next content, teman-temankuy semua!
Comments