Pengalaman Membuat Visa Tiongkok (RRT)
- Bakuyyyy
- 18 Jun 2020
- 3 menit membaca
Diperbarui: 27 Des 2022
Halo lagi teman-temankuy!
Kembali lagi ke rubrik story bersama Bakuy yang akhir-akhir ini produktif banget nulisnya heuheu. Bakuy memang pengen menghidupkan blog ini biar makin ramai biar pengalaman Bakuy lebih bisa disampaikan ke teman-temankuy semua dan jadi bermanfaat :)
Nah, kali ini Bakuy mau bahas pengalaman Bakuy mengurus visa turis ke Tiongkok. Bakuy apply visa Tiongkok belum terlalu lama kok, November 2019. Sebenernya Bakuy gatau apakah ini akan berguna atau engga karena visa Tiongkok itu bener-bener visa paling gampang yang pernah Bakuy urus. Ga usah deh, pake travel agent segala kalau cuma visa Tiongkok mah. Persyaratannya bener-bener minim dan asli, gampang banget! Dan kayaknya ga mungkin kena reject deh selama teman-temankuy ga ada catatan kriminalitas, terorisme, dan pelanggaran imigrasi.
Sama seperti visa Jepang, kedutaan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) tidak melayani permohonan visa langsung ke kedutaan. Untuk apply visa Tiongkok, kita harus ke Chinese Visa Application Service Center (CVASC) di The East, Kuningan. Dokumen yang jadi persyaratan bisa dicari di situs resmi CVASC di sini, tapi waktu itu persyaratan yang diminta antara lain :
Formulir permohonan visa yang diisi secara daring lalu dicetak dan ditandatangani. Formulirnya bisa dicari di sini.
Paspor asli dan fotokopi
Pas foto background putih ukuran 48 x 33 mm, 2 lembar
Fotokopi visa Tiongkok yang pernah dimiliki sebelumnya
Tiket PP masuk-keluar Tiongkok
Bukti reservasi akomodasi selama di Tiongkok
Tuh kan bener-bener simpel banget! Ga perlu tuh yang namanya visa support letter ataupun bukti keuangan. Ini pula yang membuat Bakuy memilih Tiongkok sebagai destinasi liburan saat itu, karena Bakuy pesen tiket pesawatnya bener-bener mepet sehingga ga ada waktu buat 'mempercantik rekening koran'.
Keknya gaada yang perlu diperjelas lagi deh karena ini bener-bener persyaratan dasar yang gampang banget didapetinnya.
Formulir waktu dicetak memang akan kepotong dan ga lengkap tulisannya. Itu gapapa, biarin aja. Yang penting barcode-nya ga rusak. Sepertinya petugas konsuler ga baca tulisan di formulir itu. Dia cuma scan barcode-nya dan baca di komputer.
Paspor yang difotokopi adalah bagian halaman identitas dan visa-visa serta cap negara-negara yang pernah dikunjungi sebelumnya, terutama kalau sebelumnya pernah punya visa Tiongkok, itu juga harus difotokopi
Pas foto cukup bilang ke studio-nya kalau mau pas foto untuk visa Tiongkok. Mereka umumnya uda familiar apalagi kalau di Mal Ambassador
Tiket PP masuk-keluar Tiongkok yang uda dibayar penuh yah. Gausa khawatir ditolak.
Bukti penginapan lampirkan semuanya dari awal masuk hingga keluar dari Tiongkok
Note : antrean di CVASC lama banget! Jadi Bakuy sarankan untuk datang pagi-pagi biar antreannya belum mengular. Waktu itu Bakuy yang pelit cuti maksain buat datang pas jam makan siang dan turns out antreannya sampai dua jam!
Ada cerita lucu waktu Bakuy apply visa. Jadi si petugas CVASC tanya Bakuy ke kota apa aja. Ya Bakuy bilang ke Beijing, Nanjing, dan Shanghai sambil nunjukin bukti reservasi hotel di kota-kota tersebut. Trus dia tanya dari Beijing ke Nanjing naik apa dan dari Nanjing ke Shanghai naik apa. Bakuy bilang deh kalau dari Beijing ke Nanjing naik pesawat (Bakuy lampirin juga bukti reservasi China Southern Airlines rute Beijing-Nanjing yang uda dibeli dari Traveloka), sedangkan dari Nanjing ke Shanghai belum beli karena rencananya mau naik kereta.
Eh si abangnya ni malah bilang kalau transportasi dari Nanjing ke Shanghai juga harus dilampirkan. Lah? Kan di persyaratan cuma dibilang tiket masuk dan keluar Tiongkok. Dan lagian waktu itu Bakuy belum cari tau gimana caranya beli tiket kereta Tiongkok secara daring. Trus yekali kan Bakuy dipaksa beli tiket pesawat padahal maunya naik kereta biar lebih irit?
Si abangnya tetep bilang itu harus dilampirkan walaupun sebenernya Bakuy tau abangnya ni ga gitu yakin ama statement-nya sendiri. Keknya dia cuman nge-harus-harusin aja, padahal dia sendiri ga gitu yakin itu ngaruh atau engga. Akhirnya, karena Bakuy tetap berkeras untuk ga perlu ngelampirin, dia pun ngalah dan tetep memproses permohonan visa Bakuy.
Ya harus, dong! Bakuy yakin visa Tiongkok engga strict kayak visa Jepang. Dan entah kenapa waktu itu Bakuy tetep keukeuh untuk ga ngelampirin tapi masih pede bakal disetujui.
Biaya visa turis Tiongkok cukup mahal yaitu IDR 740ribu all in untuk single entry. Untuk update terbaru silakan cek ke situs ini. Bayarnya nanti kalau paspor uda dibalikin. Ohiya, kita bisa memantau perkembangan aplikasi kita lewat sini. Cukup login dengan struk yang dikasih pihak CVASC. Prosesnya ga lama kok, kayaknya 3 hari uda jadi deh. Bener-bener gampang pokoknya.
Dan akhirnya, hari pengambilan pun tiba dan voila! Visa Tiongkok Bakuy pun disetujui. Berbeda dengan visa Jepang yang mana Bakuy kudu nyiapin dokumennya sampai satu minggu untuk memastikan semuanya lengkap, visa Tiongkok ini persiapannya cuma semalem hoho. Jadi Bakuy satu malam itu issued tiket PP, pesen hotel, dan isi formulir. Trus besoknya cetak foto di Mal Ambassador trus cus deh ke The East hujan-hujan. Pokoknya sembarangan banget persiapannya haha.

Btw di hari pengambilan paspor, Bakuy bahagianya dobel lho! Selain karena visanya disetujui, ada satu hal lagi yang membuat Bakuy luar biasa senang! Apa itu? Silakan baca artikelnya di sini yah!
Nah, visa Tiongkok uda di tangan! Teman-temankuy udah siap eksplor Beijing bareng Bakuy, kah? Yuk!
Opmerkingen